Siapa yang menyangka kalau ketos yang dibilang galak dan sangar itu ternyata berotak mesum dan bertingkah manja serta menyebalkan. Memang, orang-orang takkan percaya dengan gosip di atas, karena yang namanya Ketua OSIS pasti sudah tertanam sikap positif. Tapi bagi Adel, si ketos yang bernama Daffa itu memang super mesum, manja, dan menyebalkan bila dekat dengan Adel. Asal mulanya adalah Adel yang mengikuti grup 'bibir merah' yang kepergok oleh OSIS di sekolahnya. Yang lebih parah, Adel sendirian dipanggil oleh koordinator Sekretariat Bidang 1. Dari sini Adel harus merasakan sikap aneh si Ketua OSIS itu, ditambah dia yang mengaku sebagai tetangga Adel dan terus menguntitnya kemanapun Adel pergi. Namun ada poin khusus, Adel mengagumi sosok ketos tersebut. Awalnya berbuah manis, tetapi cerita tentang sahabat Adel membuat dunia miliknya seolah musnah begitu saja. ~~~~~~~~~~ #625 dalam Teen Fiction [02-01-2018] #556 dalam Teen Fiction [03-01-2018] #449 dalam Teen Fiction [05-01-2018]

[Sequel of From Daffa to Adel] Tak ada tokoh jahat yang akan menang. Begitulah yang sering kita dengar dan memang benar kenyataannya. Yang kemudian si tokoh jahat akan meminta maaf atau kabur dari kenyataan. Tapi di cerita ini terbalik. Cerita yang menghubungkan empat insan dengan benang merah yang menjadi ikatan mereka akan alur kehidupan. Si tokoh jahat menang, dan tokoh baik harus merelakan dirinya lari dari kenyataan. Reysa mendapatkan cintanya bersama Daffa setelah beberapa minggu laki-laki itu telah menjawab untuk pergi dari hidup perempuan yang ia cintai-Adel. Hubungan Gava dan Adel semakin maju, namun tidak dengan cinta dari Adel. Ketika pohon tak bisa berbuah lagi, ketika musim berganti dengan sangat cepat, dan ketika jantung berhenti berdetak. Disanalah cahaya baru muncul. Cahaya yang mengingatkan mereka betapa berharganya orang yang selama ini mereka abaikan.