you must read!
3 stories
HIMPUNAN by yestoday27
yestoday27
  • WpView
    Reads 22,809,870
  • WpVote
    Votes 3,150,068
  • WpPart
    Parts 77
[SELESAI] Himpunan is where your home is. "Kirain rumahku bukan himpunan, tapi kamu." "Diam." (feat OT21)
The Boy With A Fake Smile by indahmuladiatin
indahmuladiatin
  • WpView
    Reads 28,505,078
  • WpVote
    Votes 1,582,422
  • WpPart
    Parts 68
#1 in Teenfiction # 1 in Fiksiremaja #1 in Fiksi #1 in Love (SELESAI) FOLLOW DULU SEBELUM BACA Dia Kenneth Aldebaran Soller. The Angel sebutannya, si pembalap jalanan yang ditakuti orang-orang. Dengan mata yang sebiru batu safir dan sisi misterius yang sangat kuat, pesonanya benar-benar mampu menarik siapapun untuk mendekat. Kenneth adalah salah satu dari orang-orang yang kecewa kepada kehidupan. Baginya, semua orang tersenyum hanya untuk menutupi rasa sakit. Dia selalu berhasil menutupi apapun tentang dirinya. Tetapi, jika kita ingin melihat dari dekat. Mungkin kita bisa melihat bagaimana hancur dan rapuhnya dia. Pada dasarnya menurutku apa yang di mata belum tentu itulah faktanya. Kehidupan membuat seseorang belajar memainkan perannya masing-masing. Kehidupan keras membuat Kenneth belajar untuk berakting layaknya seorang aktor hebat. Cover by : @sulis295
PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)  by DianYustyaningsih
DianYustyaningsih
  • WpView
    Reads 27,388,317
  • WpVote
    Votes 1,665,970
  • WpPart
    Parts 93
Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya. "Jangan berani tatap gue!" "Kenapa? Mata lo sakit?" Bukan mundur. Milla malah semakin maju. "Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah. "Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok." "Diam!" Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur. "Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata. Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah. "Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan. Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu. "Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi. Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan. Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda. Tatapan Athur lurus pada mata Milla. "Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.