Jaemin x You [END] Bagaimana rasanya jika kamu harus berpura-pura tak menyukainya di depan semua orang, sementara ia adalah milikmu? Nb : typo bertebaran males revisi Highest rank; #2 in short story (12/06/18) #17 in imagine (11/05/18) April, 2018 ©_Littlefox

( The story focus on Jira ) Gimana tuh? Rasanya punya kakak yang bangsatnya kebangetan? "Gue itu adik kalian!!" - Jira "Terus?" - SKY #14 in random - 2017년 07월 07일 - #3 in random - 2017년 08월 08일 - #1 in fanfiction - 2017년 08월 05일 -

Pernah kepikiran nggak Upin Ipin gedenya kapan dan kayak gimana? Nah di cerita ini, Upin Ipin dkk udah pada remaja gais. Penasaran kan? Baca aja hayuuuuu A fanfic created on Sept/24/2017.

Menjadi seorang teman adalah hal yang mudah akan tetapi... Menjadi seorang sahabat adalah hal yang sulit. Sahabat harus mampu mendukung keinginan sahabat. Mungkin itu adalah hal yang sulit bagi Chelsea dan Sakura *Ikuti lika-liku kehidupan persahabatan Chelsea dan Sakura*

(Telah Terbit dan Difilmkan) Berawal dari keterlambatan mengikuti upacara pertama di sekolah baru, Salma Alvira bertemu dengan seorang cowok yang membantunya menyelusup lewat gerbang samping. Selidik punya selidik, cowok itu ternyata bernama asli Nathan; murid nakal yang sering jadi bahan gosip teman-teman terdekatnya. Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi yang justru mengantarkan Salma untuk menjadi kian lebih dekat dengan Nathan. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, seperti langit dan bumi; yang tidak bisa bersatu tapi saling melengkapi. Novel ini mengisahkan tentang masa indah putih abu-abu, persahabatan, pelajaran kehidupan dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan.

Itulah rinduku yang tajam Tak luput dari kenangan masam Dan asin air mata bak garam Mata lelah membisikkan salam Akan kutuangkan segala Kata dan Rasaku pada gelapnya malam Padanya, Kuucapkan selamat malam Wahai rindu tak sampai ku yang mendalam #2 dalam poetry (4des'17) >> Add yuk OA Quotes gue @har5549q (use @) <<

Her presence was accentuated by the sharpness of her elongated nails and the elegance of her pointed chin, which contributed to her exquisitely defined jawline. With every step she took, her ears twitched as if attuned to the secrets whispered by the surrounding wilderness, while her nimble fingers gracefully brushed aside any obstructing vegetation that dared to cross her path. And as she fluttered her enchanting eyelashes, Calvin couldn't help but be drawn to the mesmerizing juxtaposition before him-a single eye possessed a clarity of light blue, while its counterpart exuded an enigmatic mist of ethereal purple, a sight that held a spellbinding mystery all its own. The pixies' delicate movements came to a sudden halt, their bodies dropping gracefully to the forest floor. Heads bowed, they paid homage to the figure that had captured their attention. The music that had filled the air moments ago ceased, leaving only the soft sound of liquid dripping from the glistening foliage. It was the pixie queen who had arrived.