(Completed) "The art of dying is the art of living. The honesty and grace of the years of life that are ending is the real measure of how we die. It is not in the last weeks or days that we compose the message that will be remembered, but in all the decades that proceeded them. Who has lived in dignity, dies in dignity." -Sherin B. Nuland "Dasar anak-anak sontoloyo." itu kalimat sakti Pak Terry setiap kali dia dibikin pusing oleh ulah Injun, Jeno dan Nana. Kalimat yang bukan hanya gerutuan samar, namun tanda kekesalan berbalut rasa sayang dan kepedulian. Jika cerita adalah lagu yang terurai tanpa nada namun dengan kata, maka kisah ini adalah senandung cinta dari tiga bocah pemuja kucing, pecandu kopi dan penadah sarkasme untuk Tertius Senandika, guru yang sampai kapanpun tak akan henti mereka kagumi.

Jangan dibuka, HAHAHA. Semua yang ada di dalam sini semuanya adalah cerita yang pernah saya buat, dan TANPA Perencanaan plot, jadi kalau gamau mata sakit, jangan dibuka, HAHAHA. Semua ini diambil dari note Facebook saya dulu. Ceritanya dipastikan ABAL-ABALAN. Fanfiction Hai Miiko dulu, tapi udah saya edit sekarang. Ada yang berhasil tamat, meskipun sampai sekarang saya bingung kenapa bisa. Ada pula yang tidak berhasil dan masih saya gantungin sampai sekarang dan saya ga akan lanjut lagi, setelah dipikir-pikir. Udah diperingatin masih ngeyel, jangan dibuka, ya! Oh, boleh nih, dijadiin inspirasi. Cerita saya pasti lebih aneh dibanding milik kalian, so, keep smile! By: Cindyana (@Dyana_H) pada masa alay-alaynya. Tanggal kapan dipublish akan dicantumkan sebagai kenang-kenangan.

Buku Ketiga dari empat buku dalam seri T.A.C.T. (Fantasy - Romance) Apa yang akan kamu lakukan saat mengetahui kalau dirimu dijodohkan dengan lebih dari satu orang? Atau ketika seseorang yang kau ketahui berniat menyakitimu kini memegang kekuasaan dan mulai tampak tidak begitu jahat lagi? Akankah kau tetap dengan pendirian awalmu? Atau malah berpindah pihak? Clarine mendapati dilema pada berbagai hal yang selama ini diyakininya. Berawal dari sebuah pergantian di pemerintahan dan penemuan buku-buku jurnal neneknya, Clarine dibawa nasib dalam pencarian tujuan hidup yang diwarnai dilema perjodohan tak terduga, musuh tak terduga, dan segala ketakterdugaan lain. Dengan ditemani seorang pesulap berkepribadian unik, seorang teman cacat, serta musuh yang mengulurkan bantuan, Clarine akhirnya menentukan keberpihakannya dan perannya.