Harusnya aku masih bisa tersenyum bahagia. Menikmati masa remajaku dengan hati yang riang. Tapi di usia 17 tahun sehari setelah ulang tahunku itu aku mendapati takdir yang lain. Aku harus menikah dengan cowok yang tidak aku kenal. Karena wasiat dari almarhum papa aku harus menerimanya. Masih duduk di bangku sekolah dan sudah menjadi istri seorang pria. Itulah yang membuat aku belum bisa menerima. Apalagi dia adalah kakak kelas di sekolahan tempat aku belajar. Bagaimanakah nasibku selanjutnya? Qeenara Eden Fradella