poochrm
Cermin itu tidak pernah berbohong, tapi ia juga tidak pernah memberikan jawaban yang utuh.
Alea menatap pantulan di depannya. Garis rahang yang sempurna, hidung yang simetris, dan sepasang mata yang menurut orang-orang adalah permata paling indah yang pernah ada. Ayahnya sering bilang, dan Kael selalu menegaskan, bahwa Alea-dirinya-adalah wanita paling cantik di dunia. Namun, baginya yang sekarang, kecantikan itu hanyalah kumpulan gradasi abu-abu, hitam, dan putih.
Sejak kecelakaan laboratorium setahun lalu, warna telah dicuri dari matanya.
"Jangan terlalu lama menatap cermin, Alea. Itu hanya akan membuat kepalamu sakit," sebuah suara lembut menyapa dari ambang pintu studio.
Alea menoleh. Kael berdiri di sana, sosok mahasiswa hukum yang begitu berwibawa. Ia berjalan mendekat, meletakkan tangannya yang hangat di bahu wanitanya. Kehadirannya adalah satu-satunya hal yang membuat gadis itu merasa berpijak di bumi saat ia merasa asing dengan dirinya sendiri.
"Aku hanya mencoba mengingat, El... apa warna mataku yang sebenarnya?" bisiknya lirih.