Religi✨
3 stories
Lantunan Surah Asy-Syams by RaniahAmelia
RaniahAmelia
  • WpView
    Reads 405,694
  • WpVote
    Votes 24,280
  • WpPart
    Parts 75
"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gendongannya. "Tanya Bunda kamu, mau apa tidak menikah dengan Yayah kamu ini?" Nayara yang berdiri tak jauh dari dua orang itu menunduk dalam. Ia meremas ujung jilbab panjangnya karena lontaran kalimat dari lelaki yang baru-baru ini hadir dalam kehidupannya dan putrinya. _____ Aira itu seperti matahari, dia bersinar menerangi setiap kegelapan dalam hidup Nayara. Aira telah membawa cahaya yang sedikitnya memberi Nayara alasan untuk kembali menjalani kehidupannya dan mencoba melupakan masa lalunya. Di sisi lainnya, bagi Fadhil kehadiran Aira dalam hidupnya adalah anugerah terindah dari Tuhan. Sebab gadis kecil yang menggemaskan itu telah menuntunnya menuju matahari yang dirinya cari untuk menyempurnakan harinya. Aira adalah perantara yang di kirim Tuhan untuknya agar bisa bertemu seorang perempuan sederhana yang ia yakini akan menjadi penyempurna ibadahnya. _____ "Mas, Aya boleh bertanya sesuatu?" Perempuan dengan balutan mukena itu menatap penuh harap pada sosok lelaki yang kini duduk bersila di hadapannya sambil memegang mushaf Al-Qur'an di tangannya. "Tentu boleh, tidak ada larangan. Jadi istrinya Mas ini mau bertanya apa hm?" Lelaki itu sedikit mencondongkan tubuhnya lebih dekat. Menunggu pertanyaan apa yang akan istrinya tanyakan. "Kenapa Mas sangat suka dengan surah Asy-Syams?" tanya sang istri. Lelaki itu tersenyum lembut sambil menatap lekat mata istrinya. "Asy-Syams yang artinya matahari. Mas senang dengan nama itu, karena nama itu mengingatkan Mas kepada kamu dan Aira. Kalian seperti matahari yang cahayanya telah menyentuh hati Mas. Dan sebagaimana matahari telah menyempurnakan hari. Seperti itulah kamu dan Aira telah menyempurnakan kehidupan Mas." _____ Ayo di baca beberapa part aja dulu. Siapa tahu kamu tersentuh(◠‿◕)
Cerita di Bawah Hujan by RaniahAmelia
RaniahAmelia
  • WpView
    Reads 211
  • WpVote
    Votes 23
  • WpPart
    Parts 3
[Hiatus] "K-kenapa kamu tertawa?" tanya Kayla heran. Lelaki di depannya itu menghentikan tawanya. Lantas mengulum senyum sambil menatap Kayla. "Karenamu!" timpalnya. Kayla tertegun, tak mengerti dengan situasi di depannya ini. Kenapa pemuda yang baru saja hendak bunuh diri ini sama sekali tak terlihat seperti seseorang yang putus asa atau sedang banyak masalah? Melihat raut kebingungan Kayla, pemuda itu kembali menarik senyumannya. Ia kemudian mendongak membiarkan tetesan air hujan yang tak begitu deras itu menetes di wajahnya. "K-kenapa dengan saya?" tanya Kayla gugup juga heran. Apalagi saat melihat lelaki tadi malah memejamkan matanya dengan kepala yang mendongak. Seolah sedang menikmati air hujan yang menetes di wajahnya. Mendengar pertanyaan Kayla. Pemuda itu menghentikan kegiatannya. Ia menatap Kayla dengan lekat. "Pikiranmu itu!" ucap sang pemuda. "Pikiran saya? Kenapa dengan pikiran saya? Bicaralah dengan jelas!" kesal Kayla "Pikiranmu... Bodoh?" Kedua mata Kayla melotot mendengar ucapan sarat akan penghinaan itu. Ia ingin membuka suara namun urung ketika pemuda itu melanjutkan kalimatnya. "Tidak semua orang yang berdiri di atas pembatas jembatan itu ingin melompat, Nona. Begitupun dengan saya. Saya tidak ingin mengakhiri hidup. Em... Tapi ya saya akan mengucapkan terimakasih atas rasa simpatimu yang tinggi." Bum! Detik itu juga rasanya Kayla ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa dan tak menampakkan wajahnya di hadapan pemuda ini. Kenapa tadi Kayla tidak berpikir panjang dan malah langsung menarik pemuda itu? Padahal belum tentu lelaki itu ingin melompat dan mengakhiri hidupnya. Sekarang Kayla harus bagaimana? Rasanya begitu malu karena sudah bersuuzan pada pemuda itu. Tolong, siapapun bawa Kayla menghilang dari hadapan pemuda ini sekarang juga.
Khansa's Story by RaniahAmelia
RaniahAmelia
  • WpView
    Reads 2,167
  • WpVote
    Votes 206
  • WpPart
    Parts 25
[SELESAI] (Judul sebelumnya ; Setetes Rindu) Khansa Ulayyah, itulah aku, siswi berjilbab yang baru saja masuk ke sekolah bermayoritas siswi berseragam pendek. Sejak awal kedatanganku ke sekolah, aku sudah menjadi pusat perhatian karena penampilan yang berbeda sendiri. Di kelas baru aku bertemu Haura. Gadis baik yang kemudian menjadi sahabatku. Namun di sisi lain sejak persahabatan itu terjalin aku juga mendapat masalah yang bertubi-tubi. Perundungan dari salah satu siswi yang berkuasa di sekolah hingga pertemuanku dengan kerabat yang berujung musibah di kehidupanku. Sungguh membuatku tak mengerti harus menghadapinya seperti apa. Namun aku bersyukur karena keberadaan Haura menjadikan semua masalahku sedikit ringan. Terlepas dari Haura, kehadiran seseorang juga selalu membayangiku dan membantuku. Dia adalah sesosok pelindung yang senantiasa menjagaku hingga membuatku merasakan tetesan rindu yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Dia menjadi salah satu alasan bagiku untuk selalu kuat dalam setiap cobaan yang menerpa kehidupanku.