Cindyaprilyanti33
" Sepertinya anda menyesal atas tindakan anda sendiri, pak Abi." ucapnya sambil menatap Sebasta yang berbaring tak berdaya di bilik nomor delapan.
" Jika rasa menyesal ada dalam diri saya. Seharusnya saya tidak menerima tawaran untuk meneruskan usaha ilegal ini dan menargertkan putra saya sendiri." jawabnya, diakhiri dengan helaan napas berat. Menggambarkan bahwa dirinya sudah terlanjur berjalan jauh hingga sampai ke detik ini.
Malam ini, Sebasta tengah berjuang ditengah gempuran lara yang menghampiri kehidupannya. Berjuang sendiri tanpa adanya uluran tangan yang membantunya untuk bangkit menuju pada cahaya yang terang.
Akankah Sebasta mampu menjalani kehidupannya yang tiba-tiba berubah? Atau justru luka yang akan mengubahnya menjadi seseorang yang penuh dengan dendam?