KelipBiru
kalau ada angin singgah
di pangkuanmu
di sore yang ranum
itu aku,
rindu
Rindu ada di tengah proses perceraian orang tuanya. Mereka ingin Rindu mengurus balik nama semua aset yang mereka dapatkan di pernikahan mereka agar aset itu tidak jadi harta yang diperebutkan di persidangan. Rindu menolak.
Namun, ketika melihat kalau rumah tua warisan mendiang nenek dan kakeknya masuk ke daftar aset orang tuanya, Rindu meminta rumah itu. Satu rumah itu saja. Walaupun papanya sudah memperingatkan kalau biaya untuk renovasi rumah itu bisa jadi lebih besar dibanding harga jual tanah dan bangunannya, Rindu tidak peduli. Rumah itu masih layak huni walaupun perlu perbaikan dan renovasi karena sudah lama tidak ditinggali.
Rindu lalu bertemu dengan Elang, desainer interior dari agensi arsitek yang direkomendasikan oleh mamanya. Mereka datang ke rumah tua itu. Lokasinya jauh di luar kota dan cukup membuat Elang dan teman perempuannya (yang belakangan diketahui sebagai mantan pacar Elang) kesusahan untuk menjangkaunya. Setelah survey dan perhitungan harga selesai, renovasi pun akan dimulai. Lalu ... datang pandemi. Renovasi itu pun ditunda.
Rindu yang lelah dengan drama dan urusan perceraian orang tuanya, menginap di rumah tua itu beberapa malam. Lalu ditambah beberapa malam lagi dan lagi. Sampai akhirnya, dia merasa nyaman tinggal di situ. Elang yang sedang tidak ada proyek pun datang menemuinya dan membantunya memperbaiki beberapa bagian rumah yang rusak.
Bukan hanya rumah itu yang mereka perbaiki; Rindu pun memperbaiki hidupnya, sama seperti Elang yang memperbaiki hatinya.
---
Selamat membaca.
Yours truly,
Kelip Biru