Kisah tentang David, si Possessive, Pemarah, tapi terkadang manis.
Tentang Acha, si keras kepala, bisa berubah-ubah. Bisa manis, bisa jutek, bisa galak.
Tentang Stella,
Dan tentang Rafi.
Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya.
"Jangan berani tatap gue!"
"Kenapa? Mata lo sakit?"
Bukan mundur. Milla malah semakin maju.
"Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah.
"Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok."
"Diam!"
Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur.
"Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata.
Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah.
"Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan.
Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu.
"Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi.
Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan.
Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda.
Tatapan Athur lurus pada mata Milla.
"Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.
Silahkan kalian berimajinasi sendiri tentang bagaimana hubungan Anna dan Angga.
Menurut mereka, hubungannya sempurna bukan karena bersama tapi karena mereka saling cinta.
#5 in teenfiction 15 Mei 2017
Karena segala yang kita sayang
Pada akhirnya akan hilang
Entah karena diambil orang
Atau diambil Tuhan
Ketika kata-kata itu muncul di timeline Line Lia ,Lia pun kembali meneteskan air matanya.
Hari ini aku masih merasakan hal yang sama dengan kemarin.
Semakin melupakan, semakin rindu.
"Kalau saja waktu itu kau menatapku lebih lama, kau akan tahu, perasaan kita sama"
[100% Fiktif. Jangan diseriusin atau dibaperin :P. Hasil imajinasi tak berfaedah.]
informasi :
Akan ada 12 bagian.
NB : DILARANG KERAS MEMPLAGIAT KARYA INI!
#31 in teenfiction [12 oktober 2017]
#41 in teenfiction [24 september 2017]
#45 in teenfiction [16 september 2017]
#49 in teenfiction [10 september 2017]
"Van gue mau nanya?" ucap Raisya.
"Apa?" jawab Vano dengan acuh tak acuh.
"Lu kenapa berubah semenjak gue deket sama Naufal? trus pas tadi pagi lu ngikutin gue sama Naufal pas waktu mau berangkat sekolah kan?" Tanya Raisya yang mulai kesal.
Vano tak menjawab.
"Jawab Van! lo bisu? atau lo cembu--"
Ucap Raisya yang langsung terhenti karena mendengar jawaban Vano.
"Iya sya! gua cemburu liat lo sama Naufal! gue tau sya kita berdua emang pernah janji bahwa dalam Persahabatan ini ga boleh sampe ada yang ngelibatin perasaan tapi sya, Hati gue udah terlanjur sayang sama lo!" Jawab Vano Dengan nada tinggi.
Detik itu juga air mata langsung meluncur dari mata Raisya.