PrincesaBogor
Cinta sejati bukan berarti tak pernah mengkhianati, tapi tetap memilih untuk percaya meski masa lalu berkata sebaliknya. Takdir bukan untuk dilawan dengan kekuatan, tapi diubah lewat pengampunan dan kepercayaan.
=====
Hujan abu turun di atas reruntuhan istana megah kristal, di mana rubuan lilin padam sebelum waktunya. Langit berwarna ungu kehitaman, menandai akhir dari era yang dilupakan.
Di antara debu dan bisikan roh, seorang wanita berlutut. Jubahnya robek, rambut cokelatnya berlumuran darah dan basah oleh air hujan. Suara sambaran petir membuat suasana semakin mencekam.
Matanya menatap takdir yang tidak bisa ia ubah. Pria bertubuh tinggi besar dan kekar berdiri dihadapannya, mata hitam pria tampan tersebut berkilat dengan amarah yang disamarkan oleh kesedihan.
"Jadi semua ini... hanya permainanmu, Althea?" tanyanya dengan senyum tipis yang miris.
Wanita cantik berambut cokelat yang disebut Althea, diam untuk sesaat. Hanya tersenyum samar yang terlukis di sudut bibirnya... sebuah senyum yang penuh dengan rahasia.
"Bukan permainan," bisiknya "hanya janji yang harus kutepati... bahkan jika itu berarti harus menghancurkanmu. Maka, akan aku lakukan." Setiap kata yang ia ucapkan penuh ketegasan dan keyakinan.
"Fyravonix..." bisiknya, memanggil jiwa sahabat lama yang akan dengan senang hati mengabdikan kehidupan padanya.
Petir menyambar menembus langit Vyrethia. Dan dari atas menara, seekor elang raksasa dengan sayap menyala api - Fyravonix... Elang yang sebelah sayapnya saja bisa menutupi kerajaan megah Vyrethia itu meraung ke langit, seakan ia menyambut panggilan yang ditujukan padanya. Mata merah elang raksasa ini tidak menyorotkan tatapan tajam membunuh, melainkan kesedihan... seolah ia bersedih untuk dua jiwa yang dikutuk untuk saling mencintai, tapi akan selalu saling mengkhianati.
Di dunia yang terbagi oleh cahaya dan kegelapan, dua kerajaan lahir dari cinta para dewa - lalu saling membinasakan demi takdir yang mereka tak pahami.