MarisnaWulandari's Reading List
3 stories
Luka Luca by aileum
aileum
  • WpView
    Reads 23,292
  • WpVote
    Votes 5,485
  • WpPart
    Parts 29
Walaupun sangat ingin, Luca Abadi percaya dirinya tidak akan mati dalam waktu dekat. Seperti halnya hari itu, ketika sudah siap bunuh diri, Clarinna si presiden mahasiswa malah datang memergokinya. Perjumpaan itu membuat segalanya kacau--dalam versi Luca. Ia harus merasakan cinta keluarga, teman, lawan jenis, dan semua yang selama ini hanya diketahuinya dalam buku cerita. Dan saat semua itu mulai terbiasa di hidupnya, Luca baru sadar adanya kesalahan besar yang siap mengempasnya jatuh tanpa bisa bangkit lagi.
Bentala Menggapai Nabastala by beliawritingmarathon
beliawritingmarathon
  • WpView
    Reads 28,960
  • WpVote
    Votes 6,319
  • WpPart
    Parts 3
"Selamat merayakan badai untuk semua anak yang rumahnya rusak." ••• "Ikut Ibu atau Ayah?" Bahkan kalimat itu tak terucapkan sama sekali oleh salah satu di antara keduanya. Keduanya pergi begitu saja seakan tak memiliki beban terhadap apa yang mereka tinggalkan. ••• Suara yang paling berisik bukanlah suara pertengkaran, melainkan suara hati dan kepala yang saling bertolak belakang. "Harus tetap hidup ya." Raganya diam, namun jiwanya meraung kesakitan.
OURS by Inassya_
Inassya_
  • WpView
    Reads 11,298
  • WpVote
    Votes 1,765
  • WpPart
    Parts 20
"Everyone has their secret." Betul. Semuanya memiliki rahasia. Lo nggak sepenuhnya tahu tentang hidup sahabat lo, pacar lo, bahkan orang tua lo sendiri. Hanya pribadi masing-masing yang tahu. Bahkan, tidak sedikit orang-orang yang tidak mengenali diri mereka sendiri. EIS memiliki 3 murid populer, yang mana wajib lo tahu: 1. Rey, si jenius Fisika yang merayap jadi Ketua OSIS dan murid kesayangan guru. 2. Aga, ratu medusa yang nggak pernah absen dari BK dan tukang bully. 3. Jo, the most dangerous boy in EIS. Dan ada 1 murid baru yang ingin hidupnya jauh dari mereka: 4. Jiya, penerima beasiswa penuh yang ketangkep basah melempar pot ke mobil Bu Laras, Kepala Sekolah EIS. Masalahnya, yang nangkep basah Jiya adalah Jo. Padahal penampilan Jiya sangat cocok untuk disebut sebagai murid baik-baik. Jo tersenyum miring, takjub setelah melihat apa yang Jiya lakukan. "Wah." Saat tidak ada mata yang melihat, tidak ada telinga yang mendengar, tidak ada mulut yang berbicara, semuanya tenggelam menjadi sebuah rahasia-rahasia berkesinambungan. Yang lama kelamaan meledak dalam satu waktu. Boom!