adastraatha
"Kalau kamu dikasih kesempatan ketemu aku dari nol lagi... kamu bakal gimana?"
Suara Kiki terdengar jelas di tengah deru motor, matanya tetap ke jalan, tangan mantap di setang, seolah pertanyaan barusan cuma obrolan ringan.
Amu berkedip, sedikit kaget. "Hm? ... hmmm." Ia terdiam, hanya terdengar suara berdeham pelan-pura-pura mikir, padahal sebenarnya bingung mau jawab apa.
Kiki nyengir tipis di balik helmnya. "Lah, kenapa malah humming gitu? Mau bikin konser acapella di jalan tol?"
Amu menghela napas, lalu bersuara lirih, "Ya... terus aku harus bilang apa?"
Kiki terkekeh, bahunya sampai ikut bergetar. Angin sore menampar wajahnya, tapi ada kehangatan aneh yang ikut mengalir dari belakang, dari genggaman kecil Amu.
Sunyi kembali mengisi jeda. Bukan sunyi yang canggung-lebih ke nyaman, kayak udara dingin yang menampar lembut. Motor melaju stabil, lampu-lampu jalanan mulai menyala.
"Would you fall in love with me again?" tanya Kiki lagi, kali ini suaranya lebih serius, nyaris tenggelam di hembusan angin.
Amu menunduk tipis, menatap jalanan yang terus meluncur di bawah roda. "It depends."
"Depends on what?" Kiki menyelutuk, nada suaranya separuh menggoda, separuh sungguh-sungguh.
Amu tersenyum kecil, masih menatap ke depan. "On whether you'll remind me how."
Kiki terdiam sejenak, lalu suaranya terdengar lebih lembut. "...Would you let me?"
Jawaban Amu datang tanpa ragu, meski hampir tertelan angin sore. "Always."