helloanndrea
- Reads 5,642
 - Votes 257
 - Parts 6
 
"Sebuah simfoni kebenaran tidak pernah dimainkan tanpa darah di tangannya."
Jakarta, 1998.
Di tengah langit yang hitam oleh asap dan tanah yang bergetar oleh jejak sepatu tentara, kampus-kampus menjelma menjadi medan perang idealisme dan perlawanan.
Raksa Dirgantara, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial yang dikenal vokal, tidak pernah menyangka bahwa suaranya yang lantang akan membawanya pada pusaran konspirasi yang lebih kelam dari ancaman dropout. Kakaknya, seorang aktivis senior menghilang tanpa jejak. Di kamar kakaknya yang sunyi, Raksa menemukan sebuah buku catatan yang penuh dengan kode, sandi, dan nama-nama berbahaya yang terkubur oleh sejarah.
Bersama keenam sahabatnya, ia menghidupkan kembali Mandala 98, sebuah organisasi bawah tanah yang dulu dibungkam di era reformasi. Namun, semakin dalam mereka menyelami rahasia masa lalu, semakin kabur batas antara kebenaran dan pengkhianatan.
Satu per satu anggota di antara mereka menghilang, nama-nama dibungkam, dan kenyataan yang mereka temukan jauh dari sekadar hitam dan putih sejarah. Karena dalam orkestra kekuasaan, suara-suara lantang selalu menjadi target pertama untuk dilenyapkan.
***
⚠️ Content Warning (Trigger/Reader Advisory):
Cerita ini mengandung tema dan adegan yang sensitif, termasuk: Kekerasan politik, Penghilangan orang secara paksa, Penyiksaan dan pembunuhan, Trauma dan tekanan psikologis, Kritik terhadap sistem kekuasaan dan manipulasi sejarah, serta Situasi kerusuhan, reformasi, dan pelanggaran HAM.
Disarankan untuk pembaca usia 17 tahun ke atas. Cerita ini bukan untuk konsumsi yang sensitif terhadap kekerasan sejarah dan konflik politik.
Dilarang meniru atau plagiat, dan memodifikasi baik sebagian maupun seluruh cerita.