Bee bukanlah gadis cantik seperti tokoh novel pada umumnya. Hidupnya juga tak seenak yang kalian bayangkan. Ia hanyalah gadis yang ditakdirkan memiliki hati sekuat baja namun terkadang serapuh kaca. Ia pertama kali merasakan patah hati pada laki-laki sejak usia balita. Seperti gadis pada umumnya yang menjadikan Ayah sebagai cinta pertamanya, namun tidak untuk Bee. Ayah adalah patah hati pertamanya. "Aku sudah berusaha menerima sifatnya. Namun, hati berkata lain." -Bee Cerita ini cocok untuk kalian yang merasa insecure terhadap diri kalian sendiri. Semoga kalian mendapat motivasi dari cerita ini ya:) Nikmatilah cerita ini dengan segelas sirup marjan. [SLOWUPDATE] Rank #3 in Bee [21/05/2020] #6 in Patient [21/05/2020] #7 in Insecure [21/05/2020] #28 in Real [21/05/2020]

Pemenang Wattys 2017 dalam kategori Storysmiths. Rank # 5 on Sci-fi 26-01-'18 Ada sesuatu yang membuat gadis itu merasa mendapatkan jati dirinya. Berusaha bertahan hidup walaupun satu hari, demi hidup aman di suatu masa. Dalam perjalanan panjang mendebarkan, di bagian-bagian penting hidupnya pula, Alessa Prime mendapatkan rumah baru. Mereka adalah Xaviers yang dianggap sebagai pemberontak. Sementara, peristiwa-peristiwa mengerikan menjungkil balikkan hidupnya. Saat-saat perang usai beberapa bulan lalu, Alessa Prime tinggal di sebuah kota bernama Chicago. Bagian dari Hexha--para tentara muda kota yang dilatih jika sewaktu-waktu perang akan datang. Namun, suatu peristiwa membawa hidupnya ke dalam mimpi buruk yang tak berujung. Berlari dan diikuti sebagai Xaviers. Hanya karena ancaman yang ia terima dari para bedebah itu. Hidup sebagai seorang Xaviers yang diincar selama dua minggu, atau hidupnya akan berakhir--mereka semua, dan dirinya. Namun, di atas segalanya, ia memiliki sebuah kepercayaan besar. Yakin dan merasa dibutuhkan. Setidaknya, itu hal yang bisa dilakukannya selama dua minggu, sebelum gadis itu mati diburu.