Happily Ever After
annns15
- Membaca 60
- Suara 8
- Bagian 2
"Kalau sudah besar, Lulu mau jadi apa?"
Aku pura-pura sibuk berpikir, kemudian berpaling manja ke arah laki-laki yang merangkulku di pangkuannya.
"Jadi seperti Ayah, dong!"
Beliau mengernyit, tetapi ada raut jenaka yang terpancar lewat sorot matanya. "Jadi kuli bangunan maksud Lulu?"
Aku tergelak, sudah terbiasa dengan candaan khas Ayah.
"Atau.... jadi tukang kayu?"
Ku gelengkan kepala sekali lagi, masih menertawai gurauan konyol tersebut. "Yang penting seperti Ayah."
Ayah yang penuh tawa. Ayah yang tangannya sekasar serat kayu, tetapi memiliki sentuhan sehangat sinar matahari. Ayah yang selalu bau keringat, sengatan mentari, dan embun pagi. Pembaca dongeng-dongeng sebelum tidur setiap malam.
Orang favoritku di seluruh dunia.
Ya, namaku Lunetta Asterella. Tapi aku sering dipanggil dengan nama Lulu.