m i n e ♡
2 historias
Matcha Adellina por earthstreaks_
Matcha Adellina
earthstreaks_
  • LECTURAS 3,829
  • Votos 307
  • Partes 39
Bagi Mat, dunia itu tak berotasi, dunia menetap pada porosnya terbukti dari dirinya yang selalu saja mendapatkan ketidakadilan. Luka bertumpuk luka, pilu bertumpuk pilu hingga semuanya menggunung dan mengoyak hidupnya. Hingga di hari itu, hari dimana ia merasakan dunia sedikit berotasi, ia malah kembali mendapatkan sebuah pengkhianatan. Ia membenci segala sesuatu yang ada pada hidupnya termasuk dirinya sendiri dan juga namanya sendiri. Dia hanyalah gadis serba rata-rata dengan otak yang rata-rata pula. Nama yang lebih pantas disebut sebagai nama makanan ketimbang nama orang sebagai alasan ia membenci namanya. Hanya satu yang ia syukuri dalam hidupnya, ia bersyukur menjadi seorang anak tunggal, setidaknya ia hanya sendiri merasakan perihnya hidup karena dilahirkan oleh seorang wanita yang tak pantas mendapatkan gelar ibu, memiliki seorang ayah yang sama sekali tak pantas disebut kepala keluarga. Matcha Adellina. Gadis yang menganggap dunia menetap pada porosnya. Gadis serba rata-rata yang pada akhirnya merasakan dunia berotasi karena seorang lelaki. Mat dengan dunia yang sebelumnya hampa kini telah dikelilingi manusia luar biasa. Hanya satu yang menjadi pertanyaan. Apakah selamanya dunia Mat akan berputar?
Sajak Berbicara [√] por earthstreaks_
Sajak Berbicara [√]
earthstreaks_
  • LECTURAS 3,251
  • Votos 320
  • Partes 35
Putri Dandelion, gadis pencinta literasi yang perfeksionis. Sangat mencintai tokoh dalam ceritanya sehingga memilih untuk sendiri. Jika kalian bertanya, "mengapa kau selalu memilih sendiri?" Pasti dia kukuh dengan jawabannya, "saya mencintai tokoh dalam ceritaku, meski hanya sebatas ilusi, tapi ia tak pernah membuatku sakit dan kecewa." Exel Orlando. Lelaki bugis yang humoris dan pencinta alam. Terlahir dengan wajah yang cukup tampan membuatnya menjadi rebutan para gadis. Namun ada yang janggal, ia tak pernah pacaran. Hal itu terjadi karena trauma di masa lalunya. Hingga gadis pencinta literasi itu datang dan mengabadikan kisah Exel dalam ceritanya. "Kau akan abadi dalam ceritaku. Dan perlu kau tahu, aku bebas mencintai tokoh dalam ceritaku. Kamu tak berhak marah atas itu. Apa itu salah?"