Dia memelukku. Untuk pertama kali aku merasakan kehangatan dari seseorang. Aku mengingat lagi, ternyata memang seperti ini rasanya dibela. Dia dingin sekali, tapi pelukannya hangat. Dia, orang pertama. Orang pertama yang mampu menyelamatkan aku dari ayahku sendiri. Ini bukan tentang aku, tapi tentang dia. Jadi jangan tanya namaku. Akan kuungkap seiring waktu.

Digo, Thea, dan Mama adalah tiga orang terpenting dalam hidupku. Dan mereka adalah alasan aku tersenyum setiap harinya. Meski mereka tak pernah tahu, di balik senyumanku ada suatu hal yang ku sembunyikan. Tapi tidak dengan Mamaku, ia tahu kehidupanku meski tak seutuhnya tahu. Paling tidak, Mama tahu bagaimana berjuangnya aku dalam hidup yang mungkin orang lain tak pernah tahu. Namun, seiring berjalannya waktu, keadaannya berubah tanpa aku merencanakannya. Digo dan Thea menjalin kasih tanpa aku tahu. Dan Mama, orang tuaku satu-satunya diam-diam meninggalkanku tanpa pamit. Kenapa harus aku Tuhan yang merasakan ini?!

Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan bukan? Lalu mengapa kita harus risau akan hal itu? Kalo emang kita berjodoh, dari sudut bumi manapun, Tuhan akan mempertemukan kita dengan caraNya. Lalu bagaimana dengan Adhan dan Nayya? Apakah mereka harus menyerah pada takdir? Apakah mereka harus merelakan kebahagiaan mereka demi orang? Bukankah takdir bisa dirubah jika kita mau berusaha dan berdoa? Kenapa tidak coba dilakukan? Iya iya, Adhan pasti selalu memperjuangkan Nayya, pasti dan harus. Iyaa, Nayya pasti selalu berdoa pada Tuhan bahwa nama Adhan selalu ada setiap kali ia berdoa. Lalu bagaimana? Apakah Tuhan berpihak pada mereka berdua? Jadi begini, Tuhan maha membolak-balikkan hati manusia, tak usah takut, kita hanya perlu berserah dan berikhtiar.

On revision Biarkan hujan menjadi saksi hubungan ini. Copyright © 2016 by rnauran