Novel terjemahan dengan gaya penulisan yang sederhana dan lebih mudah dipahami. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Novel Terjemahan China Judul Asli: 折腰 (The Marquis is Innocent) Penulis: Peng Lai Ke Setelah kehilangan ayah dan saudara-saudaranya dalam masa kekacauan, Wei Shao merasa bertanggung jawab untuk melindungi keluarganya. Ia memimpin klannya untuk membalas tragedi pembantaian yang terjadi di masa lalu. Tapi seiring waktu, ia menyadari bahwa rakyat tidak butuh balas dendam atau perang-mereka hanya ingin hidup damai. Untuk menjaga perdamaian dan membantu kehidupan rakyat, Wei Shao menjalin pernikahan politik dengan keluarga Qiao, keluarga yang pernah mengkhianati keluarganya. Xiao Qiao, putri bungsu keluarga Qiao, dipaksa menikah dengan Wei Shao. Banyak orang mengatakan bahwa Wei Shao adalah pria kejam, dan Xiao Qiao pun menyadari bahwa pernikahan ini hanya taktik politik. Ia hidup dengan hati-hati di rumah suaminya. Namun seiring waktu, keduanya mulai saling mengenal. Mereka kagum pada kecerdasan dan keteguhan hati masing-masing. Meski masa lalu keluarga mereka masih menjadi penghalang, hubungan mereka semakin dalam. Saat keluarga Wei berada dalam bahaya besar, Xiao Qiao bertekad untuk melindungi kota. Usahanya membuatnya dihormati oleh klan Wei dan menyentuh hati Wei Shao. Pada akhirnya, mereka benar-benar saling mencintai dan bersama-sama berusaha membawa kedamaian serta kestabilan bagi masyarakat.

"Maaf, saya ga ada waktu untuk hal bernama pacaran itu."

NOTE : last two parts and bonus chapters are privated, guys :) He maybe looks like an ice statue, but deep inside he has a warmness you don't know. Cerita tentang Kang Yoohyun dan kecintaannya pada Jeon Wonwoo. #6 in Jeonwonwoo Cast: -Kang Yoohyun (OC) -Jeon Wonwoo -Kim Mingyu -Others March 2017 ©

SUDAH DITERBITKAN oleh Suara Hati Publication ❤ Memang payah andai cinta dirasakan,namun dirahsiakan. Melur mungkin menyintai,namun dia bersembunyi. Firdaus mungkin menyayangi,namun dia tidak menyedari. "Yelah,papa minta Melur kahwin dengan abang tapi abi paksa abang kahwin dengan Melur. Tu je bezanya." "Abi tak paksa la. Dia pun minta abang kahwin dengan Melur." jawab Firdaus mendatar. "Habis tu yang hari-hari cakap terpaksa kahwin tu kenapa? Takkan drama semata-mata kot?" "Dah tak nak,memanglah rasa terpaksa." jawab Firdaus perlahan. Melur senyum. "Tup-tup dapat bini cun. Perghh! Dalam hati cakap 'nasib baik aku terima. Kalau tak,melepas. Lawa tu...mana nak cari.' Kan?" kata Melur sambil mengangkat-angkat keningnya. Firdaus menahan senyum melihat riak wajah Melur yang nakal itu. "Perasan." Memang Melur selamba dan selamba itulah yang membuatkan Firdaus marah. Tapi,marah acah-acah dan sombong pun acah-acah. " Abang tak payahlah nak jadikan kisah kita ni klise macam novel yang diadaptasikan ke drama TV tu. Buang masa je." kata Melur memulakan. Firdaus menoleh. "Maksud awak?" "Tengoklah kisah-kisah novel sekarang. Kahwin paksa. Mula-mula tak nak,marah-marah,gaduh-gaduh. Tidur asing-asing. Cakap awak-saya. Lepas tu perlahan-lahan suka dan jatuh cinta. Very cliche. Bersepah kat kedai buku cerita gitu. Kita ni pun dah nak jadi macam tu jugalah. Watak utamanya abanglah. Temanya,kena kahwin paksa." Mampukah isteri yang RUDE itu mematahkan ego seorang lelaki yang bergelar suami? Ya,kekadang Melur dapat merasai kasih Firdaus membaluti hatinya,namun kekadang ianya bagai bayu yang berhembus dan berlalu pergi dari sisinya. Kekadang dirasakan tangannya bersatu dengan tangan Firdaus lalu menerbitkan bunyi tanda mereka saling menyayangi. Namun kekadang dirasakan tangannya terbiar sepi dan bertepuk sendiri. Ya,ianya berbunyi tetapi hanya mimpi. Di mana dan ke mana kasihnya Firdaus pergi? Adakah masih utuh untuk Dee atau sudah berputik untuknya yang setia menanti?

Baca aja dulu, siapa tahu sukak ! xD Jangan sider ceuu~

Ini mereka udah pacaran ya:)

Memiliki orang tua yang keras kepala. menurutmu, aku harus mengurung mereka di dalam kamar selama satu malam atau selama satu minggu?

"Kamu mah Mingyu bukan Dilan!" "Ya emang aku Mingyu. Ngapain jadi Dilan kalo jadi Mingyu aja banyak yang mauin." "Najis !"