Ini bukan hanya cerita tentang kisah cinta antara koass dengan koass atau koass dengan residen. Ini cerita tentang hidup yang benar-benar hidup. Konfliknya tidak hanya tentang cinta, karena manusia tidak hanya hidup bersama tambatan hatinya. Kisah tentang pahit, asam, manisnya menjadi seorang koass bersama konsulen, residen, internship, dan kawan sepengiriman. Bukan hanya pasal patah hati, namun juga tentang retak, hancur, pulih sesaat, kembali hancur, dan pulih kembali. Juga kisah para dokter yang penuh dilematis antara impian, cita-cita, kisah cinta, keluarga, persahabatan, tanggungjawab, komitmen, patah hati, hancur, jatuh bangun, tangis, pengabdian, panggilan jiwa, kecewa, marah, putus asa, bahagia, stress, tertekan, kehilangan semangat, kehilangan motivasi, hancur, pulih, dan kehidupan yang senantiasa berputar. WARNING! Bacalah Coass Cooperate 2.0 dan Coass Cooperate 3.0 untuk memahami plot dan karakter para tokoh agar tidak terjadi misunderstanding. Note Semua watak, karakter, maupun tokoh dalam cerita ini sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan idol di dunia nyata. Semua yang terjadi dan ada di sini hanya bersifat fiksional belaka. WARNING: Mengandung pembahasan mengenai mental illness, suicidal thoughts, suicidal behavior, selfharm, toxic family, toxic relationship, etc. READ AT YOUR OWN RISK

"Shan, bibir lo manis."_Lucas. "Lo bau rokok!"_Shan. Lucas memukul kemudi mobilnya berkali-kali dan isak tangisnya mulai terdengar. Rasa sakit hatinya tak kunjung reda. Ia merasa tak ada orang yang bisa memahami perasaannya. Berulang kali ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa bahagia kalau orang tuanya dengan mudahnya berpisah dan menikah lagi dengan orang lain. Hidup Lucas pun berubah pasca pernikahan kedua ayahnya. Ia memiliki adik tiri yang usianya hanya beda satu tahun bernama Shan. Pertemuan antara keduanya membuat tumbuhnya perasaan sayang yang melebihi sepasang adik-kakak. Keduanya pun menjalin hubungan asmara tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Suatu saat, Shan mengetahui niat jahat Lucas mendekatinya. Kenyataan itu membuat Lucas harus memutuskan hubungan dengan Shan dan pergi ke Kanada. Tuhan berkehendak lagi, kenyataan pahit lainnya harus dialami keduanya. Dapatkah keduanya menghapuskan pilu yang datang bertubi-tubi? Mampukah keduanya melalui takdir mereka yang tragis? Perpisahan yang paling menyakitkan adalah sebuah perpisahan tanpa kata selamat tinggal. "Aku harap, tidak ada rasa sakit lagi..." -Shannon