Palamarta Aksara
Kumpulan puisi yang ditulis dalam bayangan utopis tak terdefinisi Copyright © 2016 by nauraini Cover by @mongseptember
Kumpulan puisi yang ditulis dalam bayangan utopis tak terdefinisi Copyright © 2016 by nauraini Cover by @mongseptember
Ku namai kau dengan aksara Mengapa? Karna kau akan selalu hidup didalamnya Hidup bersama ribuan abjad Yang ku cipta saat malam kelabu tiba Ku ceritakan dalam tumpahan sajak Berbait bait hingga membentuk prosa Mampu menjadikan setiap pembaca Terhanyut dalam sebuah kata Yang ku beri judul aksara pena
SINOPSIS "Kita harus sering-sering seperti ini" kataku sambil menopangkan dagu. "Seperti apa?" tanyamu penuh jenaka. "Pergi ke tempat yang jauh bersama-sama tanpa direncanakan, naik kereta, lalu menyewa kendaraan di pusat kota, menikmati makanan tradisional di daerah setempat, lalu pergi ke pantai sampai matahari terb...
Bersajak adalah cara terbaik untuk mengungkapkan rasa. *** Hai, anyone! Kalian juga bisa 'nitipin' puisi kalian di sini loh! Caranya gimana? EASY! Tinggal kirim aja puisi kalian di emailku hellonafisaa@gmail.com atau di line@-ku @njy1506i ❤ JANGAN LEWAT MESSAGE! Aku jarang buka message❤❤❤
(((TERSEDIA VERSI BARU DI GRAMEDIA MULAI TANGGAL 29 APRIL 2019))) Boris yang terdampar di pulau antah berantah berhasil keluar dan kembali lagi ke peradaban, hanya untuk menemukan bahwa peradaban yang ia dambakan telah lama mati.
[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstrak dan absurd dengan realita sehari-hari sebagai tolok ukur. "... and...
Kumpulan puisi ketiga (2017-2019). Nella fantasia: in my fantasy (Italian) Persembahan untuk masa depan, usai bosan terkungkung dalam Klexos dan Lutalica yang menghamba silam. Harap mencantumkan nama penulis kalau mau di-post ulang yaa. Tolong saling menghargai karya, terima kasih ^^ Terdiri dari dua bahasa: Indonesia...
Perkenalkan, aku puisi Aku hanya rasa Yang menjelma dalam kata Perlahan melilit tanpa rupa Hingga akhirnya turun ke hati Setidaknya biarkan aku memanggil namamu Tanpa perlu menyebut namamu Merengkumu lewat sajak-sajakku Sekali atau dua kali Lagi dan lagi Sial! Aku tak bisa berhenti