AmiRaka355
- Reads 60,897
- Votes 1,825
- Parts 12
"Jangan seperti itu, Nyonya. Saya menyesal harus mengatakan ini, tetapi saya rasa perlu untuk mengingatkan Nyonya. Di sana, Nyonya mengatakan kepada Bapak itu untuk memanusiakan pegawainya. Apakah Nyonya sudah memanusiakan para pelayan Nyonya di rumah?"
Aku tertegun, meresapi setiap kalimat yang keluar dari bibir manis itu. Aku bersikap seperti itu karena membelanya. Kenapa ia malah membela laki-laki itu?
"Saya tidak perlu dibela seperti itu, Nyonya. Suatu saat, saya akan besar kepala jika Nyonya selalu membela saya. Jika Nyonya ingin membela seseorang, bela karena kebenaran, jangan karena Nyonya suka dengan orang tersebut."
Aku seperti tertampar mendengarnya. Aku memang sering marah-marah kepada pelayan di rumah, tidak jarang aku langsung memecat saat mereka berbuat salah. Aku berdiri di hadapan Fajar, jarak kami cukup dekat. Kutatap matanya lekat, begitu pun ia. Ini pertama kalinya kami saling tatap, cukup lama. Lidahku kelu untuk membela diri. Apa yang harus kukatakan? Haruskah aku meminta maaf telah menolongnya?