EmoefSomad
Aku terus tak bergerak, pura-pura mati. Sekuat hati menahan torehan rasa sakit, nyeri badan, dan perih yang merajam hati. Hal paling menyakitkan adalah saat menyaksikan perlakuan enam penjahat tersebut pada Yu Sri, kakak kandungku.
Aku yang masih berusia sembilan tahun, terpaksa melihat peristiwa nista tersebut, walau hanya dengan cara mengintip. Raungan dan permohonan setitik iba dari bibir Yu Sri, tak menghentikan perlakuan iblis mereka. Isi perut terasa mau keluar, saat melihat selangkangan para bedebah tersebut, secara bergantian mengoyak dan merenggut kehormatan kakakku. Yu Sri digilir beberapa kali, diiringi derai tawa iblis para budak setan ini.
(kumpulan beberapa cerpen yang akan menjadi antologi soloku. Semoga pembaca semua suka dengan tulisanku. saya tunggu kritik dan sarannya)