aynurR31's Reading List
2 stories
Cinta Subuh by aliifarighi
aliifarighi
  • WpView
    Reads 169,368
  • WpVote
    Votes 7,081
  • WpPart
    Parts 30
Angga baru saja putus cinta. Bukan pertama kali, tapi kali pertama dengan mudah ia lupakan mantan pacarnya. Sebabnya Ratih, perempuan seusianya yang wajahnya menjadi tempat berkumpul cahaya. Tapi Ratih bukan seperti perempuan muda umumnya, prinsipnya ketat membatasi hubungan istimewa antar lawan jenis. Angga tidak mudah menyerah, ia lakukan yang terbaik agar ratih membuka hati untuknya. Ratih punya prinsip, tak akan memberi ruang bagi siapapun laki-laki yang mengajak pacaran. Bukan hanya agama alasannya, ada perhitungan matematis yang membuatnya harus berpikir ribuan kali sebelum resmi menjalin hubungan tidak resmi dengan lawan jenis. Kehadiran Angga sedikit banyak membuatnya mengkaji ulang prinsipnya, sedikit banyak ia mempertimbangkan nama Angga menjadi pendamping masa depannya. Cinta subuh adalah kisah Angga dan Ratih, yang punya hubungan istimewa seperti kita kebanyakan. Kisah mereka bukan kisah bahagia penuh warna, tapi bukan pula kisah kelam kelabu berhias airmata. Kisah mereka seperti kisah cinta kebanyakan dari kita, romantis, manis, dan mampu membuat kita tersenyum kala mengenangnya. Ini Cinta Subuh, kisah cinta sepasang remaja menjelang dewasa, dengan sedikit pelajaran di dalamnya.
Sudut-Sudut Hati by Bisriyyuun
Bisriyyuun
  • WpView
    Reads 571
  • WpVote
    Votes 50
  • WpPart
    Parts 6
Mukidi mengayuh pedal dengan penuh kasih sayang. Tak ingin dia membuat putra kiainya yang sedang membonceng di belakang itu merasa tak nyaman. Jalanan becek ditumbuhi bebatuan di sana-sini ia lalui dengan hati-hati. Walaupun begitu, lumpur yang mengendap di tengah jalan membuat roda sepeda pancalnya berkali-kali terpeleset. Bahkan beberapa kali jalan yang dilewatinya berubah menjadi sungai karena semalam turun hujan deras tak terkira. Gus Jaka pun harus sesekali turun dari sepeda, berjalan kaki untuk menghindari jalan yang licin. Lain waktu, ia tetap nangkring di sepeda dengan didorong oleh Mukidi. Jarak yang harus ditempuh untuk sampai di Pesantren Gedangan memang cukup jauh. Mereka telah berangkat sehabis subuh tadi. Perbukitan dan lembah-lembah dengan jalan becek serta curam mereka lewati dengan penuh perjuangan. "Beginilah perjalanan orang cari ilmu, Gus," ucap Mukidi yang tak ditanggapi oleh Gus Jaka. Bau keringat Mukidi yang sedari subuh terus mengayuh pedal telah mulai menguar. Peluh-peluh telah membasahi bajunya. Sesekali bau kecut menyerbu hidung Gus Jaka. Putra Mbah Syairoji itu berusaha tetap sabar. Selamat membaca...