Di dunia yang kadang dianggap sebagai rumah sebuah ketidakadilan, siapa saja pasti akan mengalami perpisahan; dengan apa pun atau dengan siapa pun. Yang paling ditakutkan ketika hal itu terjadi, adalah besarnya luka kehilangan. Mungkin beberapa orang sanggup dengan cepat kembali menjadi baik-baik saja, tapi tak sedikit yang harus bersusah payah melawan pedihnya rasa kehilangan tersebut. Yang hilang mungkin akan terganti, tetapi ceritanya tentu tak akan pernah sama lagi. Apalagi, yang hilang adalah sesuatu yang pernah saling melengkapi. ❤️❤️❤️❤️❤️ Baca sampai tuntas, selesaikan, sebab bukankah kehebatan seseorang bisa dinilai dari seberapa kuat dia menyelesaikan apa yang sudah dimulai? Salam, penulis. Uu Padilah.

[TAMAT] Kemarilah, kamu cukup bahagia bersamaku. Memoar waktu, sebagian mengisahkan manakala masa menjadi waktu menunggu yang menyenangkan atau bisa jadi menggores luka, segalanya murni berkat kuasa Tuhan serta tangan tangan eksentriknya. Menariknya, segalanya mungkin menguak kenangan lalu yang hanya akan membuatmu terdiam tanpa mau lagi melangkah maju.

Jika tanah yang kita pijak masih berdekatan, apakah getarku sampai ke kamarmu? Menyampaikan sebanyak buih lautan perasaan yang hanya bisa kutuliskan. Jika hujan yang turun masih sama-sama kita rasa, apakah aroma dan dinginnya pernah membuatmu ingat kepadaku? Mengungkap kerumitan sebanyak jumlah kata yang selalu berujung koma.