Kembalinya sang Raja Underground, Hwang Jung Min, setelah lima tahun menghilang menggemparkan dengan melumpuhkan ekonomi seluruh negara. Dengan itu Defense Intelligence for Strategic Espionage (D.I.S.E) harus merekrut kembali unit terbaik mereka: Phantom Unit Satu yang juga hampir berhasil menyergap Hwang Jung Min dalam misi lima tahun lalu. Sayangnya unit itu sudah tidak aktif sejak kegagalan misi: gugurnya Agent Oh Jung Se, pengasingan Agent Ha Jung Woo dan Agent Kim Nam Gil, hilangnya Agent Jo Woo Jin, dan Agent Ju Ji Hoon yang terjebak di sebalik meja teknisi. Ketika luka dari masing-masing agent belum sembuh dan kepercayaan yang belum pulih akibat pengkhianatan, mereka akan menjalankan misi penting untuk menyelamatkan negara. Kali ini bukan sekadar misi: ini tentang menebus masa lalu, menagih keadilan, dan menyelesaikan gema dari sebuah operasi yang tak pernah benar-benar selesai. Dalam dunia di mana kebenaran dibisikkan dalam sandi dan pengkhianatan disembunyikan dalam senyuman, siapa yang akan tetap hidup dan siapa yang akan dikenang hanya sebagai kode dalam arsip rahasia? Mereka pernah menghilang tanpa jejak, tetapi gema mereka belum selesai.

Meiko Atmaja tumbuh dalam bayang-bayang ayah yang tak pernah sempat ia kenal, hanya meninggalkan potret lusuh dan sepucuk surat yang hangat namun pilu. Di tengah kehidupan keluarga kaya yang dingin dan teratur, Meiko menemukan pelarian di balik kemudi Mazda Miata-menyusuri malam Tokyo dengan kecepatan yang mendebarkan dan sunyi yang tak pernah reda. Di lintasan gelap itulah ia bertemu Jihoon, mahasiswa abadi berusia 28 tahun dengan Toyota Supra yang selalu mengalahkannya namun tak pernah menjadikannya musuh. Jihoon menjadi teman satu-satunya, misterius dan menyimpan luka dan masa lalu yang tak pernah ia bagi, hingga kecelakaan Meiko membuka jalan menuju rahasia yang selama ini tersembunyi. Saat Jihoon memanggil kakak tertuanya, Ha Jung Woo, untuk menyelamatkan Meiko, terbukalah kisah kelam tentang keluarga Korea yang membangun bengkel impian di Jepang, dan kehilangan sang ayah dalam tragedi berdarah di depan garasi mereka. Ini bukan hanya cerita tentang kecepatan, tapi tentang kehilangan, pertemanan, dan keluarga.

Kue mangkuk. Itu adalah satu-satunya hal yang kupedulikan. Lalu keadaan berubah dan aku bertemu dengan dia. Di bawah tekanan hebat antara kekuatan payahku, tenggat waktu, belum lagi ancaman terkutuk dari si penyihir jenggotan, berhasilkah aku mewujudkan perkataanku kepadanya?