"Jadilah seperti bunga yg memberikan keharuman bahkan kepada tangan yg menghancurkanya" -ali bin abi thalib

OMEGATTTT!! Ya tuhan, apa yang telah ku perbuat tadi malam? Aku sudah membentak-bentak anak dari pemilik pesantren -yang sudah dua tahun ku tinggali- ini?! Dan entah bagaimana ceritanya DIA sekarang menjadi wali kelasku!! Satu lagi YANG LEBIH PARAH dari kanker otak staduim akhir, DIA MENJADIKANKU ALAT untuk menggagalkan rencana perjodohannya dengan kepala pengurus pesantrenku?! It's so CRAZY!!!!

"GUBRAKK!" "Aaduhh!" Jeritku pelan. Aku terjatuh dan alhasil kitab serta minuman dinginku pun jatuh berantakan. Dan tumpah karena Aku menabrak seseorang, segera Aku mengambil pena dan kitabku tanpa memperdulikan orang yang mematung di depanku yang sudah Ku tabrak tadi. Lalu Aku berusaha berdiri setelah selesai memunguti kitab dan buku bukuku, tapi orang itu tetap saja mematung dan tak bergeming di depanku. "Aduh maaf, maaf yo. Beneran saya ndak sengaja Kang," ucapku meminta maaf. "Maaf mu tidak bisa membuat baju saya bersih akibat tumpahan dari minumanmu," ucap lelaki itu dingin. Iya dia seorang lelaki. seseorang yang Ku tabrak tadi itu seorang lelaki. Lah tapi kenapa ada laki-laki di asrama puteri ya? Bukankah laki-laki tidak boleh masuk ke asrama puteri? Tapi kok laki-laki ini bisa masuk ke asrama puteri toh? Entahlah, biarkan saja Aku sudah telat. "Aduh Kang maaf yo beneran saya ndak sengaja, lain kali saya cuciin deh baju nya, tapi sekarang saya sedang buru-buru. Assalamu alaikum," ucapku sambil berlari meninggalkan laki laki tadi. . . . Khodijah. Santriwati berusai 18 belas tahun yang selalu saja terjerat perkara dan masalah dengan putra Kiyainya. Hingga ia harus membayar semua kekonyolannya, dengan sebuah hukuman luar biasa yang tak pernah dia duga sebelumnya. Hukuman yang begitu besar harganya. Ia terjebak dalam situasi rumit, dimana ia tidak bisa sedikit pun mmengelakdan berkutik dari hukuman yang di berikan oleh Gusnya tersebut. Yang menurut Khodijah sangatlah menyebalkan. Dan selalu terlibat perkara dengannya seakan takdir keduanya sudah terikat begitu kuat. Bagaimanakah kisah mereka? Hukuman luar biasa bagaimanakah yang harus Khodijah terima? Semua jawabannya hanya ada dalam novel Gusku ketikung cinta.