Lain-lain
4 stories
Pak polisi nikah yuk! (1/1 end) by miylahun
miylahun
  • WpView
    Reads 10,217
  • WpVote
    Votes 452
  • WpPart
    Parts 1
Amburadul lope
Coretan Pena Pengagum Rahasia (Quotes) by Adityanurainin
Adityanurainin
  • WpView
    Reads 89,628
  • WpVote
    Votes 3,148
  • WpPart
    Parts 65
#1 dalam Kata Romantis (22/02/19) #1 dalam Quoteswattpad (21/02/19) #4 dalam Kata Mutiara (17/10/18) #8 dalam Sajak (01/09/18) Hanya berisi kumpulan quotes yang tidak berkaitan antara satu dengan yang lain. Random quotes. Ini tentang bagaimana aku mencurahkan perasaanku. "Aku tidak begitu pandai dalam hal menyampaikan rindu padamu, aku tak punya cukup nyali. Aku hanya berharap suatu saat kamu juga bisa merasakan rinduku ini. Bagaimanapun caranya." Bukan penulis, hanya sedang menyalurkan isi hati ke dalam tulisan. Enjoy ya! Jangan lupa tinggalkan jejak vomment? Copas izin dulu ya❤️ Ig : @adityanurainin Twitter : @adityanurainin
Usaha Melupakanmu by raihanapr
raihanapr
  • WpView
    Reads 123,070
  • WpVote
    Votes 4,891
  • WpPart
    Parts 94
Sementara kamu menyadari bahwa tidak ada cinta tanpa air mata, namun mengapa kamu masih ingin mengenal cinta?
Mencari Jejak Mantan by Evans_93
Evans_93
  • WpView
    Reads 1,650
  • WpVote
    Votes 254
  • WpPart
    Parts 15
"Kamu tuh ya, panas-panasan mulu. Lihat kulit kamu, item gitu. Mana ada cewek yang mau sama cowok yang dekil kayak kamu." "Kata ulang ditambah akhiran 'an' artinya mainan. Panas-panasan berarti panas mainan, ya kan, Mi?" olokku dengan tampang polos. "Pengalihan issu!" bentak umi. "Kalau kayak gini kapan Umi gendong cucu, Lucky?" "Oh ya, Mi ... Anaknya Pak Udin di sebelah sana tuh," tudingku ke samping rumah. "Si Cici, kemarin malam lahiran. Masa Umi enggak tau?" "Si Cici? Masa sih, siapa suaminya?" Umi tampak penasaran. "Umi ketinggalan berita nih, udah cari informasi dulu sana sama bi Yuyun," kataku. Bi Yuyun itu pembantu di rumahku. "Kamu benar," tandas umi. Mata umi berkilat penuh rasa penasaran, ia bangkit dari ujung ranjangku. "Eh tunggu!" "Apa, Mi?" "Cici itu anak Pak Udin yang nomer berapa ya? Kan anak Pak Udin banyak," ujar umi. Aku mengedarkan mata ke sana-sini mencari ide. "Lucky lupa, Mi. Tanya Bi Yuyun aja." "Pinter!" Umi menepuk pundakku pelan sambil berlalu keluar kamar. Aku pun bisa bernapas lega. Setidaknya topik 'cucu' yang sudah kuterima untuk kesekian kali itu bisa benar-benar teralihkan. Segera kukunci pintu kamar, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Prediksiku tepat, tidak berapa lama umi teriak, "LUCKY! KAMU NGIBULIN UMI YA! CICI ITU ANAK KUCINGNYA PAK UDIN!"