Dorr...! dorr...! dorr...! Satu-persatu tawanan itu tersungkur setelah peluru yang di tembakkan Barga bersarang di kepala bagian belakang mereka, peluru itu menembus hingga kening dan memuntahkan darah segar, tubuh itu lalu terhempas kelantai bagai seonggok daging tak berharga, ekspresi Barga terlihat sangat tenang, ia tampak tersenyum menikmati. "Nah...! Kebetulan sekali. Perkenalkan, ini keponakan saya." Barga malah mengajak bicara orang terakhir yang hampir saja ia eksekusi itu, dilihat dari wajah sepertinya ia seumuran dengan Edgar. "Kesini Edgar, Om mau latih kamu biar jadi jagoan. Om pengen liat kemapuan bertarung kamu. Kamu tolong bantu Om eksekusi dia ya, tangan kosong aja, tapi hati-hati... orang ini udah sering ngebunuh." Bagi Edgar menjadi preman bukanlah sebuah pilihan hidup, melainkan ia memang telah terlahir seperti itu, semua ia warisi dari sosok yang tak pernah sekalipun ingin ia anggap sebagai ayah. Kekejaman dan kesedihan terus membaur dalam kesehariannya, bahkan dalam tawanya sekalipun. Hingga suatu hari... Cahaya terang itu...

Kenapa ya saya berat buat mengerjakan sholat, padahal gak lama dan saya hapal semua bacaan sholatnya... Awalnya sih saya sudah mantep bgt pengen berubah, pengen hidup lurus, pengen sholat, tp baru beberapa hari dikerjakan, akhirnya males lg... Sebenernya dimana salahnya...?! Kenapa sih susah bgt buat rajin sholat?! Di sini penulis bukanlah seorang yg hapal Alquran dan hadits, utk itu penulis hanya menggunakan bahasa sederhana dan menulis berdasarkan pengamatan sederhana yg penulis lakukan sendiri dan hny menggunakan sedikit referensi dari Alquran. Semoga dapat menjadi inspirasi dan sedikit banyaknya dapat menjawab pertanyaan di hati teman2 semua tentang mengapa enggan laksanakan sholat.

Sebenarnya menjadi kaya itu mudah, hanya saja sebagian orang tidak mengetahui dari mana memperolehnya. Benar gak sih agar kaya kita harus bekerja keras? Tp kok sepertinya masih banyak orang yg sudah lama mati2an kerja tp belum juga kaya! Ada juga yg cuma jalanin hobi bisa kaya raya, misalnya hobi nyanyi, hobi nulis, hobi main alat musik, hobi acting, hobi menari, hobi melukis, dan hobi berolahraga. Trus gimana sih supaya nasib bisa berubah? Intinya kita harus sadar betul bahwa hidup dan kehidupan kita semuanya adalah milik Tuhan Sang Pencipta, utk itu segala apa yg ingin kita miliki tentu kita hrus mendapat izin dulu dari yg menciptakan. Tuhan cuma satu, agama saja yg berbeda2, namun setiap manusia telah diberi rejeki tanpa memandang agamanya, sebab semua adalah ciptaanNya.