(SUDAH DITERBITKAN OLEH BUKUNE) Nadine tidak percaya sihir, sulap, atau apalah itu. Namun, ketika kucing yang ia temukan di teras dan ia adopsi berubah menjadi laki-laki tampan, Nadine kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya. Bahkan untuk dirinya sendiri. © Bayu Permana, 2019. End - 2021.

[Cover by : @lixice] [Discontinue] -sequel alone- Disarankan membaca alone terlebih dahulu, terimakasih. Cerita ini kembali mengisahkan tentangnya. Gadis yang perlahan menyembuhkan luka-luka hidupnya. Semua butuh proses, termasuk untuk memaafkan. Lidah nya mungkin mampu mengucap kata 'memaafkan' walau nyatanya semua pergerakan tubuhnya tidak berkata demikian. Ini tentang nya, nadine adella ulani yang mencoba berdamai dengan masa lalunya. Dan ini juga tentang perjuangan kisah Cinta keduanya. Della yang mengganti identitasnya menjadi nadine. Ketika semua orang mencarinya, ternyata ia berada disekitar orang tersebut. Lantas, akankah keberadaan nya disadari?

Bagi Jingga Langit Sore, November adalah bulan yang kelabu. Bulan itu hanya mengingatkannya pada kejadian kelam 8 tahun silam. Kejadian kelam yang membuatnya mendapatkan hal ajaib. Sedikit aneh tapi nyata. Setiap kali Jingga menyentuh air mata seseorang, melalui mata batinnya, ia akan mengetahui penyebab si pemilik air mata itu menangis. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan Rainbow Khatulistiwa. Cowok berambut keriting yang lahir di bulan November. Saat Rainbow menangis, tanpa sengaja air matanya menyentuh kulit Jingga. Hingga sebuah misteri pun akhirnya terkuak. Apa pertemuan keduanya akan membuat bulan November yang keramat menjadi bulan-bulan penuh cinta bagi Jingga?

Ariq, namanya. Cowok yang selalu tidur sewaktu jam pendalaman materi, padahal guru udah ngomong sampai berbusa-busa di depan kelas. Canda jadi ingin iseng menempeli meja cowok itu dengan sticky notes untuk membunuh rasa bosan. Isinya simpel aja: rangkuman rumus yang mereka pelajari hari itu, atau cuma sekadar kata-kata penyemangat. Yang Canda nggak tahu, sebenarnya setelah sticky notes ketiga, Ariq ternyata cuma pura-pura tertidur. © 2018 Nabilla Azarine