WARNING!!! 16+, cerita ini mengandung kekerasan. Jadi bijaklah sebelum membaca. Raihana Ayfa Althafunnisa si gadis penunduk bergelar pembunuh. Sampai sekarang dia masih terjerat kisah masa lalunya. Hana pernah mengalami gangguan jiwa sampai saat ia berumur 5 tahun. Tepat setelah ia dinyatakan telah membunuh Ibunya sendiri! Ibunya mati tertembak, dan dalam kejadian mengenaskan itu hanya ada Hana, dengan sebuah pistol di tangannya. Karena semua keterbatasan yang Hana miliki, dia tak berakhir dalam jeruji besi. Tetapi, berakhir dalam jeruji kebencian yang dibangun oleh ayah dan kakaknya sendiri Tepat 10 tahun berlalu, sejak ibunya meninggal. Hana terus memimpikan hal aneh, yang tak pernah ia tahu apa maksudnya. Mimpi itu selalu menampakkan kejadian yang menjadikan ibunya sebagai tokoh utama. Hana tak bisa menafsirkan apa tujuan dari semua mimpi itu. Hingga seseorang datang menafsirkan mimpi itu. Semua kebenaran terungkap, membuat Hana terbungkam. Mari baca lagi...!

NUGRAHA SERIES : GENERASI #2-2 ___ Trilogy of [Assalamualaikum Calon Abi] *** Ini tentang perkara hati dan janji. Indira Mahestri, seorang mahasiswi polos di Universitas Dharma. Semua orang menyukainya karena Indira begitu baik dan suka membantu sesama. Indira juga termasuk mahasiswi pintar yang dibantu dengan beasiswa. Indira harus mempertahankan nilainya agar beasiswanya tidak dicabut oleh pihak kampus. Tidak semua orang menyukainya, banyak pula yang membencinya. Termasuk Atthaya, senior dari fakultas ekonomi di kampusnya. Entah apa yang membuat Atthaya begitu membencinya. Padahal Indira tidak sekalipun berbuat salah padanya. Yang Indira tahu, semuanya berubah ketika ia seringkali bertemu dengan seorang senior di kampusnya yang bernama Azzam. Lalu, Indira terkejut ketika mengetahui jika Atthaya adalah tunangan dari Azzam, seseorang yang diam-diam ia cintai selama ini. Pada situasi yang tak pernah Indira duga, Atthaya berhasil membuatnya berjanji untuk menjauhi Azzam. Kabar mengejutkannya lagi, Azzam dan Atthaya akan menikah pada semester depan. Indira terluka, ia sakit hati. Seandainya saja Azzam tahu jika Indira mencintainya... "SENPAI, Ana Uhibbuka FILLAH!" teriak Indira di lorong kampus, membuat semua orang menatapnya penuh iba. ©2018 ARTHAR PUSPITA