Sese's Daily bercerita tentang keseharian sepasang kekasih bernala Sehun dan Sejeong, dengan berjuta tingkah menggemaskannya. SLOW UPDATE !!!!! ║Follow Monolatte untuk update info baru ║Cover by Monolatte ║✎ APR 12th 2020 DILARANG MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN. NO PLAGIAT PLAGIAT CLUB!!! ONLY FOR SESE SHIPPER!!!!

Semua orang yang mengenal pasti akan langsung bilang "Oh.... Sehun." Yah... begitulah orang-orag mengenal sosok pria tinggi tegap dengan wajah bak manekin yang dipajang di toko-toko ditambah kulitnya yang putih dan semulus porselen cina itu membuat siapapun pasti akan jatuh pada pesonanya. Klasik, dia tidak mengakui dirinya playboy tapi wanita lah yang jatuh hati padanya. Tapi tidak berlaku pada wanita galak nan cuek seperti Kim Sejeong yang menjadi tutor piano Winter; adik bungsu Sehun selama hampir satu tahun. Wanita yang terkenal tertutup itu diam-diam membuat seorang Oh Sehun jatuh akan pesonanya yang misterius. Bisakah Sehun menaklukkan Sejeong? Dan apakah Sejeong akhirnya masuk ke dalam perangkap pesona seorang Oh Sehun seperti gadis lain?

"Benarkah jika pertemuan yang tidak disengaja dengan orang yang sedang ada di dalam benak kita itu adalah sebuah takdir? Atau kah hanya sebuah kebetulan semata? Dan apakah pertemuan waktu itu adalah sebuah tanda perpisahan atau malah sebuah babak awal baru dari semuanya? Akankah perasaanmu yang dulu akan tetap sama? Atau kah hanya aku yang berlebihan berharap semuanya akan tetap pada tempatnya."-Lee Sejeong- "Hati dan perasaanku seperti telah mati rasa. Aku hampir tak mengenalimu lagi....CINTA." -Kim Sehun-

"GAK PUNYA MATA APA, HUH??" "Maafkan aku, sumpah aku tidak sengaja. Maaf... maaf." "Ciihhh... jika semua kesalahan bisa dibayar dengan kata maaf terus polisi kerja apa, nona?!" "Maafkan aku... aku benar-benar tidak sengaja. Aku mengakui kecerobohanku yang tidak memperhatikan jalan." "Cihhh, Kau tau?? kau benar-benar membuatku muak sekarang." Tak tahu mengapa emosiku seketika makin membuncah ketika melihat wajah tanpa dosanya itu sekarang. Tipikal "Hentikan tatapan tak berdosamu itu. Ku pikir aku akan melepaskanmu begitu saja, huh?!" "Tak. Akan." Sambil membuang kepingan kacamata retak yang sedang ia pegang itu ke samping. "Sekarang sujudlah...! Katakan bahwa kau memang bersalah dan menyesal melakukannya." "Eoh?" ucapnya masih bingung.