syadzaablyyu
- Reads 1,373
- Votes 58
- Parts 7
"Dua hari lagi aku ke Lembah Tidar, Magelang disitu aku dites lagi selama kurang lebih satu bulan, doain aku ya Ca", jelas Pandu.
Caca yang mendengar semua itu hanya terdiam. Caca tentu sangat senang ketika Pandu temannya yang dulu gendut di ejek banyak orang sekarang akan menjadi Taruna Akmil yang tentunya membanggakan orang tua nya dan Caca pun juga tentunya merasa bangga. Tapi disisi hati yang lain Caca merasa sedih dia merasa seperti ada bagian yang hilang dari dirinya, tak di nafikan oleh Caca dia memiliki rasa yang lebih dari sekedar teman untuk Pandu. Sejak awal bertemu Caca juga sudah merasa nyaman ketika bersama Pandu. Dalam lamunan panjangnya tak terasa Caca sedikit mengeluarkan air matanya. Pandu yang melihat Caca menteskan air mata langsung bertanya kepada Caca.
"Ca? kamu gapapa kan? Kamu ga seneng kalau aku lulus tes?" nada Pandu sangat pelan.
"Eh iya gapapa, tentu aja seneng dong selamat ya ndut semoga kamu sukses terus", jawab Caca sambil mengusap airmatanya, dan menahan tangisnya.
"Ca aku kayak gini juga berkat kamu, aku kayak gini juga buat kamu", jelas Pandu.
"Maksud kamu buat aku?", dengan nada penasaran Caca bertanya.
Pandu pria berpostur tinggi dan gendut yang mengerjar cita-citanya menjadi seorang Perwira TNI yang gagah demi mendapatkan Caca. Caca adalah gadis yang baru saja memulai hijrahnya melalui masa-masa sulit. Lantas mengapa Caca justru pergi meninggalkannya saat Pandu telah menjadi Perwira seperti yang Caca inginkan?