Butterfly
25 historias
Kenopsia (Kumpulan Puisi) por Nellaneva
Kenopsia (Kumpulan Puisi)
Nellaneva
  • LECTURAS 177,310
  • Votos 15,326
  • Partes 102
Kumpulan puisi keempat (2019-2021). Kenopsia, n. the eerie, forlorn atmosphere of a place that's usually bustling with people but is now abandoned and quiet. (Harap mencantumkan sumber setiap repost/share) Highest Rank: (pernah) #2 in #Poem, #1 in #puisiindonesia and #antologipuisi Cover by: @kiranada
doa-doa yang lupa jalan pulang por nona-hujan
doa-doa yang lupa jalan pulang
nona-hujan
  • LECTURAS 104,223
  • Votos 12,103
  • Partes 12
[sebuah saran: gunakan tipe huruf monospace ukuran minimal] oh, beginikah rasanya menjadi sebuah negara yang dilupa oleh pemuda harapan esok di tanah orang asing?
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang por ikankembungmerah
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
ikankembungmerah
  • LECTURAS 52,464
  • Votos 4,737
  • Partes 35
ayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjadi bau rambutmu dan kian mahir membawamu ke kamar dan memeluk kita sampai kita mati di dalam peti. nb: if you wanna repost the poems in this book, give credit or ask permission from the author.
Caesura por E-Jazzy
Caesura
E-Jazzy
  • LECTURAS 39,945
  • Votos 7,488
  • Partes 20
Kumpulan cerita pendek di antara cerita saya yang panjang-panjang [Winner for Science Fiction Day dari event Mosaik Wattpad Indonesia untuk cerita "Huriah"]
Hal-Hal yang Patut Dicibir por Nellaneva
Hal-Hal yang Patut Dicibir
Nellaneva
  • LECTURAS 20,804
  • Votos 3,310
  • Partes 13
[15+] Belajar nulis lagi. Rencananya berisi cerpen dan fiksi mini. Bukan tulisan layak. Sebagian besar satir.
Sampah #8: Kaus Kaki si Mbah por kontradiksi
Sampah #8: Kaus Kaki si Mbah
kontradiksi
  • LECTURAS 3,566
  • Votos 705
  • Partes 1
Penitipan mbah baru sudah berarti berita buruk. Bukan buat badan pelayanan, tapi buat si mbah dan keluarganya. Kami hanya bisa menerima mbah yang bermasalah; entah hidup sebatang kara, keluarga tidak punya uang untuk mengurus, penderita psikotik ringan, atau mbah-mbah kurang beruntung yang keluarganya 'tidak sanggup' mengurus. Alasannya bermacam-macam, mbahnya egois lah, tidak bisa diatur lah, anak dan menantu mengancam cerai kalau mbah ada di rumah lah, sampai alasan yang kadang terkesan mengarang-ngarang. Aku pun bergegas menghampiri tamu itu. Benar saja, sudah ada seorang pria paruh baya dengan kemeja rapi duduk bersama seorang mbah di kursi terpisah. Aku perhatikan mereka berdua. Tidak tampak gambaran yang memunculkan kesan kurang mampu. Si mbah mengenakan kacamata, kulitnya cerah, bajunya bagus. Batik, celana kain, bahkan kakinya dibungkus kaus kaki meski menggunakan sandal jepit. "Selamat pagi, Pak. Perkenalkan saya Kasongan. Nama Bapak siapa, nggih?" [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #8]
Sampah #7: Masker Bedah por kontradiksi
Sampah #7: Masker Bedah
kontradiksi
  • LECTURAS 4,964
  • Votos 1,245
  • Partes 1
"Jadi, saya harus bayar berapa?" Mencuri dengar itu tidak baik, bukan? Siapa tidak tahu hal itu? Tidak ada. Siapa yang peduli? Tidak ada juga. Apalagi, aku mendengar namaku disebut. Rasa penasaranku terlanjur menggebu-gebu. Bagaimana tidak? Ayahku akhirnya menelepon koleganya. "Empat puluh saja, Pak." Untung bagiku, ayah selalu memasang telepon dalam volume keras. Tidak perlu sampai berjongkok dalam gelap, jawaban di seberang sana sudah jelas terdengar. "Tapi anak saya bener bisa masuk kedokteran?" Jantungku berdegup kencang. Liar. Jawaban kolega ayah akan menentukan nasibku. Jawaban yang bisa menjadi penolakan kelima, atau sebaliknya. "Bisa. Nanti ikut tes untuk formalitas. Sisanya akan saya urus." [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #7]
Sampah #6: Recehan Kadaluarsa por kontradiksi
Sampah #6: Recehan Kadaluarsa
kontradiksi
  • LECTURAS 5,762
  • Votos 1,517
  • Partes 1
Pernah memberikan secercah uang Anda untuk pengemis? Merasa iba jika pengemis itu membawa bayi atau anak-anak? Berharap uang Anda akan membantu ekonomi mereka? Coba pikir lagi. Jika Anda pernah menghabiskan waktu dengan seorang bayi, Anda pasti menyadari bahwa bayi sangat mudah terbangun dari tidurnya. Entah itu karena lapar, buang air, atau kaget. Coba bayangkan jika bayi itu berada di sebuah tempat yang bising dan tidak nyaman. Apakah bayi itu tidak akan terganggu? Sekarang coba bandingkan dengan bayi-bayi yang dibawa pengemis. Di terminal maupun di lampu merah, suasananya hiruk pikuk dan tidak sesuai untuk bayi yang sedang tidur. Mereka juga dibawa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Terkadang bahkan bayi itu dibawa berlari mengejar bus kota. Tapi bayi itu tetap saja terlelap di alam tidurnya. Pernah Anda berhenti sebentar dan berpikir kenapa? [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #6]
Boneka Kayu untuk Cinderella [Kumcer] [TAMAT] por ThiyaRahmah
Boneka Kayu untuk Cinderella [Kumcer] [TAMAT]
ThiyaRahmah
  • LECTURAS 33,038
  • Votos 4,746
  • Partes 11
Aku, Kamu bersama mengarungi Imajinasi dengan Cinderella ke negeri Mirror Mirror on the Wall berada. Dari sana, kita membeli oleh-oleh Boneka Kayu yang dipahat oleh seekor Peri Sial. Lapar, kita pun mengisi perut dengan mengudap Cap Cay Dhira. Sembari ditemani lantunan kenyataan akan kisah Di Balik Lagu Lihat Kebunku. Akhirnya, malam penuh mimpi itu pun kita akhiri dengan meminum segelas Susu yang ditaburi bintang serta kenangan indah. Tak lupa, perjalanan tadi kulukiskan pada Fiksi Mini agar kekal selalu di ingatan.
Musim Abu-abu [Kumcer] [Tamat] por ThiyaRahmah
Musim Abu-abu [Kumcer] [Tamat]
ThiyaRahmah
  • LECTURAS 13,999
  • Votos 1,562
  • Partes 12
Baskom itu Bisa Bicara! Ia berkata, Pria Berpayung Hitam akan menciptakan Pelangi Abu-Abu seperti Musim Lalu.