hiasy's Reading List
36 stories
Menyintas by mikokoi
mikokoi
  • WpView
    Reads 68,118
  • WpVote
    Votes 6,305
  • WpPart
    Parts 34
[puisi] Berusaha bertahan hidup dengan kata-kata. ©2018 sampul: @Hiyoki_
Sampah #3: Lelehan Lilin Pertiwi by kontradiksi
kontradiksi
  • WpView
    Reads 8,830
  • WpVote
    Votes 2,020
  • WpPart
    Parts 1
"Selamat ulang tahun, Ibu!" teriak sebuah suara yang familiar. Suara itu kemudian hilang, digantikan pelukan erat. Kedua lenganku membalas dekapan anak kesayanganku. Pelukannya terasa hangat, mengingatkanku akan perjuangan ayah, Nusantara, saat mendirikan Majapahit dulu. Batavia sekarang sudah dewasa, meski masalah mengompolnya belum juga sembuh. Aku merengkuh tubuhnya yang bau dan penuh polusi, mengenali kali-kalinya yang hitam dan halaman-halamannya yang botak. Apa pun yang terjadi, aku tetap bangga dengan Batavia. Menjadi ibu kota memang berat, aku paham betul. Biar pun wajah Batavia selalu terlihat menganggumkan, badannya dipenuhi sampah. Sampah yang mungkin setinggi gedung-gedung pencakar langit yang tampak di wajah putraku itu. Tapi tak apa, Batavia. Bersabarlah. Sebentar lagi tanggung jawabmu akan dipindahkan ke Borneo. [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #3] dipublikasi di Kompas Muda https://muda.kompas.id/2018/07/20/lelehan-lilin-pertiwi/
Sampah #5 Borgol Karatan by kontradiksi
kontradiksi
  • WpView
    Reads 4,390
  • WpVote
    Votes 1,100
  • WpPart
    Parts 1
Tajamnya udara Bandung dini hari menggigit kulitku. Beku, nyaris membuat tubuh ini menggigil. Potongan seragam biru tua sudah kutanggalkan, diganti kaos oblong dan sarung kotak-kotak. Aku menggosok kedua telapak tangan, usaha sia-sia untuk menghasilkan panas. Untung dingin begini tak seberapa dengan pemasukannya. Pekerjaan dini hari punya uang yang lumayan. Tak apalah uang kotor. Yang penting lumayan untuk biaya rokok sehari-hari. "Ayo cepat, cepat! Semua barang harus masuk hari ini. Minggu depan ada sidak dari Kanwil," perintah pria di ujung gerbang. Ia membuka kain hitam penutup bagian belakang mobil pickup. Mataku memicing, mencoba mengenali barang-barang yang ditumpuk di mobil. Ada TV, dispenser, laptop, hingga sofa kulit berwarna cokelat. Alat-alat elektronik masih dibungkus kardus. Sofanya dilapisi plastik ketat transparan. Semuanya terlihat baru. [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #5]
Tawa [END] by kontradiktif
kontradiktif
  • WpView
    Reads 22,949
  • WpVote
    Votes 4,201
  • WpPart
    Parts 9
Sayup-sayup, telingaku dapat mendengar tawa-tawa kosong; janji-janji kepalsuan; juga angan-angan kebohongan. Dunia ini benar-benar memuakkan. © Anis 2017.
Pergi by expellianmus
expellianmus
  • WpView
    Reads 119,198
  • WpVote
    Votes 14,641
  • WpPart
    Parts 6
Orang bilang, nama adalah doa. Tapi mana ada orangtua yang menamai anaknya sendiri dari tahapan pembentukan urin? Ya, orangtua Rea menamakan anaknya berdasarkan proses reabsorpsi. Mereka dokter, kalau belum jelas. Rea yakin, kalau ia punya kakak laki-laki, namanya pasti Tra--dari Filtrasi. Sayangnya, dia tidak punya kakak laki-laki. Sampai suatu hari, dia datang. Yah, walaupun namanya bukan Tra. [kolaborasi dengan @kontradiksi] #9 in Short Story [13/06/16]
Pulang by kontradiksi
kontradiksi
  • WpView
    Reads 69,643
  • WpVote
    Votes 9,833
  • WpPart
    Parts 6
Orang bilang, nama adalah doa. Menamakan seorang anak Satria berarti mendoakan anak itu menjadi gagah dan berani. Tapi Satria sama sekali tidak berani. Apalagi gagah. Setelah rentetan peristiwa yang terjadi dua tahun silam, Satria justru merasa dirinya pecundang paling besar di dunia. Terutama sejak ia melihat Laras hidup kembali. [kolaborasi dengan @expellianmus]
Sampah #7: Masker Bedah by kontradiksi
kontradiksi
  • WpView
    Reads 4,981
  • WpVote
    Votes 1,248
  • WpPart
    Parts 1
"Jadi, saya harus bayar berapa?" Mencuri dengar itu tidak baik, bukan? Siapa tidak tahu hal itu? Tidak ada. Siapa yang peduli? Tidak ada juga. Apalagi, aku mendengar namaku disebut. Rasa penasaranku terlanjur menggebu-gebu. Bagaimana tidak? Ayahku akhirnya menelepon koleganya. "Empat puluh saja, Pak." Untung bagiku, ayah selalu memasang telepon dalam volume keras. Tidak perlu sampai berjongkok dalam gelap, jawaban di seberang sana sudah jelas terdengar. "Tapi anak saya bener bisa masuk kedokteran?" Jantungku berdegup kencang. Liar. Jawaban kolega ayah akan menentukan nasibku. Jawaban yang bisa menjadi penolakan kelima, atau sebaliknya. "Bisa. Nanti ikut tes untuk formalitas. Sisanya akan saya urus." [Sekarung Sampah Untuk Indonesia #7]
Kenapa dan Jawaban [3/3 END] by kontradiktif
kontradiktif
  • WpView
    Reads 8,414
  • WpVote
    Votes 1,937
  • WpPart
    Parts 3
Sebuah kisah manusia yang berusaha mencari jawaban atas semua pertanyaan yang bercokol di hatinya. Semoga dapat membuatmu lebih menghargai hidup.
The Chronicle Of Ugly People by AYUTIEN
AYUTIEN
  • WpView
    Reads 39,617
  • WpVote
    Votes 4,808
  • WpPart
    Parts 1
Ketika orang-orang yang tak rupawan itu jatuh cinta...
DIAM [1/1END] by penggilacoklat
penggilacoklat
  • WpView
    Reads 3,062
  • WpVote
    Votes 316
  • WpPart
    Parts 1
Cukup dalam diam aku menyukaimu~