Follow First 🙏🙏 *SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS* 🍂🍂🍂 Bagaimana jadinya jika seorang gadis bernama Nada Arselia, gadis remaja labil berusia 19 tahun harus menikah dengan seorang laki-laki yang notabenenya adalah dosennya Gilang Aditama yang hari-harinya suram menurut Nada karena tidak pernah tersenyum. Nada dengan sejuta sifat ajaibnya berhasil membuat Gilang pusing, begitupun dengan Gilang dengan sifat dinginnya yang berhasil membuat Nada kesal setiap hari. Sangat bertolak belakang memang. Tapi apa boleh buat, sang takdir mempersatukan mereka untuk menghadapi bagaimana lika-liku berumah tangga. Sok atuh dibaca 😊😊 Jangan lupa vomment 🙏😊

Sajak sajak luka atau sajak sajak bahagia yang tertulis untuk kalian pembaca yg sedang merasakan hal yang sama ❤️ Happy reading!

#27 dalam ROMANCE [8/07/2018] [BEBERAPA PART AKAN AKU PRIVAT DI TENGAH TENGAH. UNTUK KE ENJOYAN MEMBACA. ALANGKAH BAIKNYA MEMFOLLOW TERLEBIH DAHULU] Pilot? Pintar Agama? Ganteng? Berwibawa? Baik hati? Itu semua ada pada diri seorang Muhammad Ilham Aldebaran. Seenggaknya itulah yang dikatakan mama sama papa ketika aku hendak dijodohkan dengannya, laki laki yang bahkan aku sendiri belum mengenali nya sama sekali. Dan aku bingung sama diriku sendiri, ketika mama dan papa memujinya sampai segitunya, aku tidak tertarik sama sekali ataupun ingin mengulik nya. Mungkin, karena hatiku belum bisa menerimanya. Wajar saja, aku dijodohkan oleh papa dengan Dia--si Bara itu-- yang katanya adalah anak dari kenalan papa. Aku sempat kesal dengan pemikiran kolot papa. Masih adakah budaya menjodoh jodohkan di era modern seperti ini. Tetapi ada satu hal yang perlu kalian tau, setelah kejadian perjodohan itu, aku merasa.... itu adalah awal dari kehidupan ku. Awal dari segalanya, awal dari seorang Vania Clarisa Pitaloka menemukan jadi diri yang sesungguhnya, dan awal dari aku mempercayai jika Bara adalah jodoh paling sempurna yang Allah pilihkan untuku. Ya, karena bersama nya, aku merasa tenang, aku merasa.... dia adalah pelengkap dari segala kekurangan ku. Dan dia adalah suami terbaiku, Muhammad Ilham Aldebaran.