"Nama gue Melia bukan Milea. Lagian gue kaga baca atau nonton Dilan, mana gue ngerti sih" ㅡ Kamelia Febi Maria (Joo Kyulkyung) "Ngga perlu tau cerita soal Dilan. Kita bikin cerita kita sendiri" ㅡ Dilan Malik Ibrahim (Kim Mingyu) "Melia lebih cocok baca Benny and Mice ketimbang Dilan" ㅡ Raden Argatha Thamrin (Jeon Jungkook) Melia, satu dari sedikit populasi cewek di Indonesia yang tidak terjangkit virus Dilan. Jangankan virus Dilan, Melia lebih tertarik membaca atau menonton hal hal yang berbau misteri dan thriller. Menurut Melia menonton sesuatu yang romantis di bioskop itu adalah bentuk penyia nyiaan uang pada taraf maksimum. Berbanding 180 derajat dengan Dilan, cowok yang menjadi deretan incaran di SMA 148 karna terkenal ganteng dan puistis itu. Awalnya Dilan hanya mengikuti alur teman temannya yang mulai meledeknya dengan Melia karna nama mereka yang mirip dengan dua tokoh utama virus roman picisan pada tahun 2017 sampai 2018 itu. Namun lama kelamaan ada hal yang menarik dari Melia melebihi pubg di hp nya. Di sisi lain, Gata yang merasa Melia mulai berubah menjadi wanita tulen dan mulai menjadi asing dengan matan teman SD nya itu pun tak ingin tinggal diam. Menurutnya Melia lebih cocok menjadi pemain dalam buku seperti Benny & Mice ketimbang Dilan 1990.

"Deketin Shasa lebih susah ketimbang cerdas cermat, walau gue juga ga pernah ikutan cerdas cermat sih" ㅡ Sylvano Tjieng Ong (Ong Seongwu) "Kak Shasa justru lemotnya itu lucu"ㅡ Jonathan Idris Siregar (Park Jihoon) "Uang kas teater gue pake upgrade pentiumnya si Shasa ya"ㅡ Mahesa Geraldino (Jeon Wonwoo) "Gue ngga lemot tau, gue cuma berpikir lebih dalam ketimbang yang lain"ㅡ Shasa Junita Ito (Miyawaki Sakura) Shasa hanya ingin melewati masa SMA nya dengan normal. Walau Ia berada di kelas yang sedikit tidak normal. Dan menurut Shasa, berurusan dengan masalah percintaan masa SMA tidak termasuk dalam perhitungannya. Shasa lebih suka main pubg di hp atau main overwatch dan assasin creed di laptopnya. Ini yang ngebuat Shasa rajin bergadang diam diam. Menurut Shasa dia bisa tambah lemot kalo ngga latihan otak pake game. Vano, si kerdus indomaret nya SMA 148 ngga nyangka kalo bercandaan awalnya menggoda Shasa (dan wanita wanita lain) malah berujung karma membuatnya menyukai Shasa dengan sungguh sungguh. Tapi di dunia ini ngga ada yang mudah. Vano harus saingan sama Mahes, ketua club teater jelmaan sop buah yang sok tsundere dan juga Ais, junior di club teater yang udah terkenal luas sebagai bucin nya Shasa.

Orang orang menyebut mereka F4 nya SMA 148. Ada Daniel Bastiar Harahap, kapten tim basket dan juga anggota dance team sekolah. Si anak bungsu dari keluarga Harahap yang masuk top 100 richest family in Southeast Asia. Boss geng nya angkatan. Kemudian ada Sylvano Tjieng Ong, biasa disapa Vano. Wakil tim redaksi majalah sekolah merangkap anak teater. Modusannya cabang seratus, gugur satu nyabang seribu. Suka dipanggil kerdus indomaret sama kembarannya. Lalu ada ketua Osis SMA 148, Barry Mahardika. Penyumbang medali dari OSN Kimia. Tinggi tegap putih kekar dan terlihat kalem. Suaranya juga lembut, lewat aja bikin hati wanita geter. Terakhir adalah Ghifari Nuzul Ilmawan, ketua tim futsal sekolah merangkap anak band. Band nya udah rajin diundang diacara pensi pensi SMA lain. Bahkan ga jarang ngadain busking ke kota kota tetangga. Punya fansclub namanya Ghifarism, yang lebih sering diplesetin sama Vano jadi Kanibalism, jauh emang iya gapaham sama Vano. Sere Jerika Rachman, yang bersahabat dengan Daniel, Barry, dan Vano semenjak SD, dan ketambahan Ghifari pas SMP terjebak menjadi sang Geum Jandi dari F4 ini. Tapi kata Nana, Sere lebih pantas disebut Geum Janda, karna bukannya diperebutkan oleh F4 dalam urusan percintaan, geng ini kerjaanya merusak bibit bibit unggul untuk hubungan percintaan Sere. 'Ntar kalo Sere jadi janda tua giman?' kata yang paling sering Nana ucap. Karena itu Sere lebih suka menyebut mereka dengan Kertas F4.