"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung itu tersenyum seperlunya, menunduk malu, gestur tubuhnya terlihat menawan seperti angsa. "Bukan, Mas. Saya manusia." Reyfan tak menyangka akan jatuh cinta pada seorang bidadari dunia, wanita salehah, putri seorang Kiai ahli Tasawuf.

Jika aku mencintaimu lebih dari aku mencintai Tuhanku, maka itu bukan cinta. Itu hanyalah nafsu belaka. -Siti Maysarah- Bukankah hati tercipta memang untuk mencintai? Atau barangkali untuk membenci? Lantas, salah apakah hatiku ini hingga hatimu tak kunjung mendekat? -Ahmad Faraby- Bila engkau memang bidadariku, maka Tuhan tidak akan segan mendekatkanku padamu. Bila engkau adalah bidadari orang lain, maka Tuhan tidak akan segan menjauhkanmu dariku. Setidaknya, itulah yang kupercayai. -Muhammad Farhat Hidayatullah- ✏✏✏✏✏ Siapa bilang perempuan shalehah tidak pernah jatuh cinta? Tentu saja pernah! Hanya saja ia menyimpannya rapat-rapat dalam sebuah kidungan do'a. Perempuan shalehah pun memiliki hati. Dan salah satu fungsi hati adalah untuk mencintai. Bercerita tentang kehidupan putri bungsu seorang ustadz, Siti Maysarah, yang kerap dipanggil May. Gadis manis, cerdas, dan shalehah yang belum pernah mengenal cinta hingga akhirnya ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Sesuatu yang menyesakkan dadanya setiap kali ia mengingat sesosok pemuda.