"Maaf bunda, aku gagal" ucap Gadhing ketika akhirnya ia pulang ke rumah dan mendapati sang ibu telah pergi untuk selamanya. Penyesalan tentu akan selalu datang kemudian setelah adanya keputusan yang tentunya ada baik dan buruk. Kisah kali ini adalah tentang hubungan antara ibu dan anak laki-lakinya yang merantau untuk kuliah di luar kota. Gadhing selalu terhubung dengan Bundanya selama masa perkuliahan berlangsung. Semua berjalan baik hingga Gadhing masuk ke semester akhir tahun perkuliahannya dan akhirnya kabar buruk muncul di tengah penyelesaian skripsinya.

"Ini adalah cerita kami. Cerita yang bahkan tidak diketahui orang lain. Karena jika kami menceritakannya, mereka tak kan percaya. Tentang dunia, dengan suatu perbedaannya. Tentang dimensi dan waktu, serta misteri di dalamnya. Tentang sebuah peradaban, yang mustahil dipercayai banyak orang. Kami mempercayaimu untuk membaca kisah kami. Kisah perjuangan, cinta, serta perseteruan kami. Semua itu demi mencapai satu tujuan. Pulang."

-- Jangan bahagia terlalu, euphoria juga bisa jadi disphoria - -

Ini kisah seseorang pria yang tabah untuk menunggu seorang wanita yang ia impikan.

Mengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam mencintaimu, Tugasku saat ini bukan untuk merangkai kata manis lalu mengungkapkan kata itu kepadamu, Tapi . . . Tugasku saat ini adalah untuk terus memperbaiki diri agar aku terlihat pantas saat bersanding denganmu nanti, Jika kita memang berjodoh, Dengan mudah Allah akan menggerakan hati kita untuk bersatu dengan cara-Nya yang begitu menakjubkan. Itulah janji Allah yang benar-benar aku percaya . . .

Kumpulan quotes dari novel karya Erisca Febriani yang berjudul "Dear Nathan" "Meskipun saya tampangnya berandalan tapi saya amat-sangat menghargai perempuan. Perempuan itu kaya kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan nggak bakal bisa balik kayak semula. Gimana pun caranya" -Nathan

Dia tak pernah mengira bahwa sebulan yang lalu, belahan jiwanya menapaki jalan setapak yang sama, duduk di gubuk yang sama, berenang di danau yang sama. Satu hari di bulan Ramadhan, berbulan-bulan kemudian, mereka dipertemukan takdir.