Kepala Juno hampir meledak gara-gara di usianya yang ke-24 ini setiap hari Mama terus menghantuinya dengan pertanyaan kapan lulus kuliah dan mendapat kerja. Hidupnya berantakan. Tambah kacau lagi setelah dia menemukan seonggok bayi di depan gerbang kosnya. Nggak ada yang tahu itu bayi siapa. Sialnya, dalam secarik surat yang diselipkan pada troli bayi itu, terpampang nama sekaligus permintaan agar dia yang bertanggung jawab mengurus bayi berusia enam bulan tersebut. Juno hampir menenggelamkan diri kalau nggak ingat bayi itu ada bersamanya.

Ajun masuk dalam golongan manusia super sensitif yang mudah baper dan overthinking dengan segala hal menyangkut hidupnya. Hal ini menyebabkan dia sering bersiteru dengan orang-orang terdekat, nggak terkecuali papa serta teman-teman. Namun, sebenarnya, dia sayang kok sama mereka semua. Hanya saja, Ajun masih kesulitan untuk mengontrol emosi diri. Nalurinya sebagai remaja usia belasan membawa dia pada pemikiran dan keputusan impulsif, termasuk saat dia bertekad membawa MOJOK, band besutannya, untuk mengikuti lomba festival band pelajar di kampus tempat sang papa mengajar. Masalahnya, papa nggak pernah minta Ajun buat ikut lomba. Papa cuma mau Ajun belajar dengan benar. Masalahnya lagi, Ajun lupa kalau manusia yang tergabung dalam bandnya itu bukan dia doang, ada teman-temannya juga. Blue-Sparkling @ 2021

[stop being a people pleaser!] Lui berkorban dalam banyak hal. Layaknya ciri-ciri pemerintah yang hanya terjabar di buku PPKN; Lui mengenyampingkan urusan pribadi dan selalu mengutamakan kepentingan umum. Seperti ketika satu kelas tidak bisa menjawab soal matematika, lalu tatapan tegang dari teman-teman mengarah padanya, Lui akan bergegas angkat tangan dan maju ke depan, meski untuk kapasitasnya, soal itu sulit sekali. Atau saat dia kebelet setengah mati dan ingin ke kamar mandi, namun Jiana minta diantar ke ruang guru. Lui tidak bisa menolak. Dia kesulitan berkata tidak. Yang bisa Lui lakukan cuma membodoh-bodohi kaca dan mempertanyakan mengapa selama ini dirinya hidup seperti umpan. Dia adalah umpan bagi siapa saja yang ingin hidup tanpa hambatan. Dia adalah umpan yang setelah dibutuhkan akan ditinggal sendirian. Saat Lui berusaha keras untuk tidak hidup seperti itu lagi, seseorang datang ke hidupnya, menyanjungnya, dan berkata mengagumi sikapnya setelah mengamati sejak lama. Lui dihadapkan pada kegamangan. Benarkah tidak ada yang salah dari sikapnya? Benarkah orang ini menghargainya? Atau sama seperti yang lain, orang ini cuma ingin menjadikan dirinya sebagai umpan saja? Jika iya, kali ini untuk apa?

Delapan belas tahun ini, Wonu percaya bahwa hidupnya selalu dikelilingi oleh kegelapan. Tidak ada kata mudah baginya untuk bisa bertahan berada di dunia. Seolah-olah Tuhan menciptakannya hanya untuk merasakan apa itu pahit, gagal, serta hampa. Dan ketika dia berusaha keras membuat kebahagiaan sendiri, semesta beserta isinya seakan enggan menyaksikan sehingga dibuatnya pecah seisi kepala. Wonu marah. Wonu hancur. Ditambah dengan kelakuan kakak perempuannya, Weny. Si Tua yang tidak kalah menyedihkan itu menambah semua beban permasalahannya. Membuatnya muak setengah mati dan berharap agar bisa menukar tambah atau mungkin menjual perempuan itu daripada melihatnya di rumah. Tidak akan pernah hadir cahaya untuk dirinya. Tidak sampai dia sadar bahwa pendar itu selalu berada di sana; tidak pernah berpindah; hanya saja terlalu sulit menyala terang sebab ia pun harus berusaha mati-matian untuk tetap ada.

[SUDAH TERBIT] Mereka bilang gue alay karena gue adalah seorang fanboy garis keras. Cih, mereka nggak tahu aja kalau kegiatan fanboying gue ini termasuk salah satu cara menjauhkan diri dari kerasnya pergaulan anak jaman sekarang. Gue nggak akan pakai narkoba, buat apa gue pakai narkoba kalau girlgrup Korea adalah sebuah kecanduan, liat mereka gue udah sakau duluan. Gue fanboy dan gue bangga, terima kasih kepada para noona yang telah menyelamatkanku dari kerusakan.Aku mencintai kalian; sekarang, nanti atau lima puluh tahun lagi seperti Raffi dan Yuni. - Mochammad Jay Pangestu. Gue kasih tahu kalian ya, di sekolah gue -tepatnya di dalam kelas gue yang berukuran luas itu- terdapat satu spesies yang suka mojok setiap istirahat. Kegiatannya nggak jauh-jauh dari nontonin video kpop. Kabar buruknya, temen-temen gue yang kurang ajar itu nyuruh gue untuk mendekati Jay -si fanboy garis keras- kalau gue gagal, mereka ngancem bakal laporin ke Zico dan Ravi tentang perselingkuhan yang gue lakukan selama ini. Nggak bisa dibiarin! mereka ladang duit gueeee! - Aira Sabiya. #19 fanfiction - 4 Agustus 2017

[Sudah terbit] "Kontes Bakat SMA Pelita." "Hadiah: Pertukaran Pelajar ke Korea" Tentu saja Ola,si fangirl Oppa Korea garis keras, langsung mengincar hadiah super menggiurkan itu. Tapi untuk mengincar kemenangan, Ola tidak bisa sendirian. Ia harus membentuk sebuah tim! Ola pun mengincar Jeni si cantik dari jurusan IPA, Keyshia si mantan anggota ekstra dance yang bossy dan keras kepala, serta Mika si lemot yang mudah insecure. Ola juga berniat mengajak Sharga, teman baik yang sering mengomel soal kebiasaan fangirling Ola. Akan tetapi, Ola sendiri terkenal di sekolah dengan predikat "The Most Annoying Person" karena fangirlingnya yang kelewat batas. Usahanya untuk membuat sebuah kelompok pasti akan menemui banyak rintangan. Belum lagi ditambah persaingan dari para murid teladan yang mengincar hadiah pertukaran pelajar. Ditambah persaingan dari para murid teladan, apakah Ola yang seumur hidupnya hanya fasih soal fangirling itu bisa mengantarkan timnya menuju kemenangan?

Kalau anak-anak iKON.....

STAY [new version] Bukan jenis cerita mengenai sepasang kekasih yang tengah di mabuk asmara. Bukan juga mengenai perasaan yang tidak pernah diungkapkan. Ini hanya tentang mereka dengan segala permasalahan. Tentang mereka yang bertanya-tanya di mana keadilan serta kebahagiaan. Tentang mereka yang larut dalam kesedihan. Tentang mereka yang dipaksa untuk mengerti bagaimana semesta menunjukkan kerasnya kehidupan. Silakan bersenang-senang karena masa remaja memang hanya datang satu kali. Tetapi, jangan lupa bahwa bersenang-senang pun ada batasnya. Jangan kaget kalau suatu saat setelah masa remaja kalian habis, lalu kalian dihadapkan dengan masalah yang jauh lebih sulit, lantas kalian tidak bisa menanganinya. *** Bahwa setidaknya setelah membaca cerita ini, kalian jadi bisa dapat sedikit pelajaran, entah itu tentang impian, keluarga, atau kehidupan. Karena sekali lagi, untuk kalian para remaja, hidup terlalu luas apabila hanya untuk membahas perihal cinta. Sebab, akan ada waktu di mana kalian menikmati masa-masa cinta monyet, dan ada waktu di mana kalian mulai berpikir, "Nanti, kelak, sepuluh tahun lagi gue mau jadi apa, ya?" 2017 Story by Incainica. #39 Teenfiction.