Romansa
3 stories
The Cruel Boy by prismacintya
prismacintya
  • WpView
    Reads 9,192,796
  • WpVote
    Votes 641,347
  • WpPart
    Parts 58
[TERSEBAR DI GRAMEDIA] Faren: "Kenapa?" Dhafian: "Makasih ya untuk hari ini." Faren: "Maksudnya?" Dhafian : "Maaf, mulai besok, anggap aja kita nggak ada hubungan apa-apa." Jleb. Gimana rasanya diputusin pas lagi sayang-sayangnya? Cari yang baru atau ikhlasin aja? Dan, begitulah cowok. Ngejarnya cintanya keras banget. Bilang cinta sama sayang gak tahu deh udah berapa banyak. Tapi, bilang putusnya enteng banget seenteng cireng. Dua tahun, waktu yang lama buat Faren untuk move on dari Dhafian. Usahanya, berhasil dengan mengubah statusnya, dari single menjadi punya pacar. Kahfi, cowok tampan dengan segudang fans, berhasil menarik perhatian Faren. Saat dunia barunya dimulai, Faren mendapat kabar bahwa keputusan Dhafian meminta putus dan perubahan sikapnya, tak lain karena rencana seseorang. Kini, Faren harus menjawab pilihan sulit ini untuk melanjutkan ending kisah cintanya. Maju dengan seseorang yang baru atau berbalik arah ke masa lalu dengan sang mantan? Sequel of Cool Boy vs Cool Girl
Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓ by ulfazahwani
ulfazahwani
  • WpView
    Reads 3,071,551
  • WpVote
    Votes 119,729
  • WpPart
    Parts 64
# Rank 4 in spiritual. 11 01 2018 DON'T COPY, INGAT ALLAH MAHA MELIHAT!!! " Apa bi? nikah muda? ya allah bi maira belum siap bi." ucap humaira dengan kesal " Tidak ada penolakan maira,abi gak mau masa depan kamu hancur seperti kebanyakan anak perempuan zaman sekarang". ucap abi tegas " Jika kamu benar benar pilihan allah akan ku terima kamu dengan Ikhlas ." - Humairah Azzahra - " aku hanyalah seorang manusia banyak dosa yang ingin memperbaiki diri .Dengan menikahi mu, Sebagai penyempurna separuh agamaku. - Muhammad Revan Aditya -
PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)  by DianYustyaningsih
DianYustyaningsih
  • WpView
    Reads 27,398,101
  • WpVote
    Votes 1,666,184
  • WpPart
    Parts 93
Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya. "Jangan berani tatap gue!" "Kenapa? Mata lo sakit?" Bukan mundur. Milla malah semakin maju. "Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah. "Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok." "Diam!" Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur. "Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata. Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah. "Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan. Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu. "Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi. Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan. Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda. Tatapan Athur lurus pada mata Milla. "Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.