My story
7 stories
COME WITH WIND by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 401
  • WpVote
    Votes 42
  • WpPart
    Parts 12
~Kau adalah hadiah yang kembali padaku lagi~ Yook Sungjae, pria jangkung dengan coat coklat susu yang membalut tubuh. Dia duduk di sebuah bangku taman tepat di bawah pohon cherry yang mekar indah. Cukup lama pria itu duduk di sana dan membiarkan angin musim menyapunya lembut. Sebuah kelopak bunga cherry jatuh tepat di atas buku albumnya yang tengah terbuka lebar. Senyum kecil terukir, ia meraih kelopak bunga berwarna merah muda yang menutup sebuah potret gadis berkerudung. Gadis itu tersenyum lebar di sampingnya yang memasang wajah terkejut. Ya, foto lama itu masih disimpannya hingga kini. Sungjae menarik nafas panjang dan menutup buku albumnya. Dia pun bangkit dan berjalan meninggalkan tempat itu. Pria itu meninggalkan segenap perasaan yang terlihat tak bahagia. Angin berhembus cukup kencang dan membuat bunga cherry jatuh beterbangan lebih sering, mengenai bangku kosong yang ditinggalkan Sungjae.
PORTRAIT ☑ by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 834
  • WpVote
    Votes 136
  • WpPart
    Parts 16
Peniel mendekat, ia memegang kedua bahu kecil Zahra dan menyiratkan penuh tanda tanya,"kau baik-baik saja? Zahra, apa kau marah karena kameramu?". Tak ada balasan, gadis itu hanya tertunduk dan terisak,"Zahra, katakan padaku, ada apa? Hmm?" Kasar, Zahra menepis lelaki itu,"aku tidak baik-baik saja! Ini sangat sakit... semuanya semakin menyakitkan... kupikir... kupikir... jika mengabaikannya akan baik-baik saja tapi bukannya menghilang justru semakin dalam..." dia menangis keras di depan Peniel, ucapan yang terdengar seperti curahan hati dan penuh kekesalan itu membuat Peniel tertunduk. "Nado..." dia kemudian mendongakkan kepala dan menajamkam matanya,"setiap hari aku tersiksa karena merindukanmu. Aku ingin berkata jika menyukaimu tapi... aku hanya dapat diam karena perbedaan kita. Aku selalu ingin tahu apa yang kau makan, bagaimana tidurmu, dan apa kau bahagia setiap waktu..." Selangkah lebih maju, dia kembali memegang kedua pundak Zahra,"ma'af... tapi aku menyukaimu. Jangan memintaku menjauh," Saya: iya, Bang. Dedek gakkan' menjauh...." peluk Peniel. 😂😂😂 itu bahasa saya. Gimana menurut ceritanya? Bwhahaaaa liat aja sendiri. Bhaks!!! Wkwkwwk....
AUTUMN ☑ by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 1,947
  • WpVote
    Votes 235
  • WpPart
    Parts 20
Suara ketukan sepatu hitam yang dikenakan pria itu tedengar senada dengan langkah kakinya yang hati-hati. Ia menyusuri setiap ruang rumah rapuh yang telah lama ditinggalkan, barangkali hanya ada tikus dan laba-laba. Pencahayaan yang minim tak membuatnya merasa ngeri dengan rumah itu. Seolah merasa cukup dengan pantulan cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela dan atap yang berlubang di mana-mana. Matanya menelisik ke seluruh tembok juga ruangan penuh debu, bahkan beberapa dari lantai kayu yang menjadi pijakannya telah rapuh. Langkahnya terhenti di sebuah ruangan yang cukup luas, barangkali inilah ruang tamu. Sejenak ia mengamati ruang kosong itu. Hanya satu benda tertinggal di sudut ruang itu. Sebuah grand piano yang telah rusak parah, mungkin tak dapat di perbaiki bagaimanapun caranya. Ia memutuskan mendekati grand piano itu dan membuka papan panjang yang menutup jajaran tuts-tuts. Senyum kecil tercetak di sudut bibirnya, ia mendapati sebuah partitur lama yang kusam dan termakan oleh kutu buku. Jangankan membaca not, untuk sekedar melihat tangga nada yang tersisa pun tak bisa. Ia hanya dapat membaca judul dari partitur itu dan sebuah coretan nama sang pemilik Bagaimana kelanjutan kisah Hyunsik. Apakah semua sesuai ekspetasi? Mari kita lihat hehehe ⚫⚫⚫⚫⚫
HOW WE MEET ☑ by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 54,776
  • WpVote
    Votes 3,533
  • WpPart
    Parts 54
(SELESAI REVISI) Perlahan gadis itu mendekat,"kenapa kau tidak mendengar? Aku sangat lelah mengejarmu sedari tadi. Kau tahu jika kakiku tak sepanjang milikmu..." Langkah dan ucapan gadis itu tertahan saat melihat Changsub tiba-tiba berjongkok di depannya. Pria itu mendongakkan kepala berusaha menatap sorot mata gadis itu. Dia kemudian membuka kotak kecil berisi cincin yang selalu disimpan. Sejenak suasana membeku. Beberapa orang mendekat dan menyaksikan peristiwa itu. Pasang mata terkejut Humaira bertambah saat melihat sekeliling. "Humaira, Na wa gyeolhun hae jullae?" Seketika suasana menjadi hening. Tak dapat dipungkiti jika degup jantung pria itu berpacu sangat cepat. Cukup lama ia menunggu, namun tetap tak ada jawaban. Sekali lagi hatinya seperti akan kecewa. Ia menghela nafas dan menarik kotak kecil yang digenggamnya perlahan. ===========¶¶¶¶¶¶¶==========
REMEMBER THAT ☑ by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 2,482
  • WpVote
    Votes 313
  • WpPart
    Parts 24
Satu per satu, ia membuka setiap lembar kertas rapuh itu. Senyumnya kembali tercetak melihat setiap foto yang tersemat di antara lembarnya. Ia kesulitan membaca tulisan tangan yang tercetak disamping foto tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri jika kenangan itu kembali melintas, bahkan aroma musim semi waktu itu seolah kembali. Merindukan semua hal sendirian, tanpa dia yang selalu menggenggam erat tangannya dan mengusap kedua pipinya dengan lembut. Menyematkan senyum yang paling disukainya hingga menyalurkan ketenangan lain dalam bathin. Alangkah indahnya waktu yang terlalu cepat berlalu. Menyisakan kenangan dan hadiah terindah. Rasanya masih tidak percaya jika semua hanya tinggal kenangan. Kisah yang singkat, tapi berbekas hingga saat ini. 'Remember That... hari dimana kita berjalan beriringan, saling mengisi kekosongan dan membuat kenangan. Aku seolah berada di waktu itu, melihat senyum indahmu setiap hari. Meski waktu telah lama berlalu, tapi aku selalu merindukanmu lagi... dan lagi... kau juga, 'kan?' 📖📖📖📖📖📖 Happy reading, guys!!! 📖📖📖📖📖📖📖
THE TIME: When I Love You ☑ by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 19,786
  • WpVote
    Votes 1,852
  • WpPart
    Parts 46
"SENA!!!!!!!!!!!" Teriakan Eunkwang juga kecepatan lari Minhyuk tak mampu mengejar gadis berkerudung itu. Sangat jelas kedua bola mata mereka melihat tubuh Sena terpelanting dan berguling diatas bumper mobil hitam itu. Tepat saat tubuh kecilnya jatuh menghantam aspal, mobil itu pergi begitu saja dan mengabaikannya yang terkapar. "Sena!!!! Sena!!!" Gadis itu menggeliat diatas aspal hitam yang telah dipenuhi oleh darah segar. Kepalanya sangat pening, matanya melihat kearah langit malam yang tampak jelas. Nafasnya menderu dengan detak jantung yang melampaui batas. Bau amis darahnya menusuk hidung dengan tajam. 'Laa Ilaaa Ha Illallaah' Hanya itu kalimat yang berhasil digumamkan dengan lirih tanpa henti. Semakin lama pandangannya menjadi kabur dan buram. Dia tahu orang menghampiri. Dia tahu suara familiar yang menyerukan namanya tanpa henti. Ia tahu mereka panik bahkan dapat dirasakannya air mata yang mengenai wajah. Ingin rasanya ia tersenyum dan mengatakan semua baik-baik saja. Tapi, semua berubah saat matanya tak lagi terbuka dan tubuhnya melemas seketika. Mendapatinya yang sudah tidak sadar. Minhyuk semakin panik tak terkecuali Eunkwang. Ia tak mau kehilangan, secepat ini. Air mata keduanya menderas, mengabaikan sekeliling. Secepat apapun ambulans datang, bagi Minhyuk itu sangat lama. Sebuah pemikiran singkat muncul. Ia dengan tegas berdiri lalu mendorong tubuh Eunkwang menjauh. Dibopongnya tubuh kecil Sena yang lemas penuh cucuran darah. Ia segera mengambil ancang-ancang dan menggerakkan kakinya dengan cepat. Ia membawa lari gadis itu secepat mungkin meninggalkan lokasi juga kerumunan orang-orang. Tak ada yang dipikirkan lagi selain melihatnya tetap hidup dan baik-baik saja. "Kumohon, bertahanlah...." Happy reading guys!!!!! I hope you enjoyed 📖📖📖📖
Waktu dan Rasa (Antologi Puisi) by melodyfafa
melodyfafa
  • WpView
    Reads 86
  • WpVote
    Votes 4
  • WpPart
    Parts 8
Hanya Catatan Saya Terima kasih.