Mabuk, foya-foya, narkoba, clubing, dan balap liar. Itulah Arga. Pemuda berusia 20 tahun selalu hidup bebas, tak kenal takut terhadap siapapun. Setiap hari berulah, keluar masuk bui hingga membuat sang ayah kehilangan kesabaran. Terlibat dalam penggunaan barang haram di salah satu klub malam di Jakarta, Arga tertangkap basah tengah menghisap ganja dengan pacar satu malamnya. Tak ingin keluarga besar Liberio tercoreng karena ulah sang putra, Jullian akhirnya menitipkan Arga kepada salah satu sahabatnya, Muhammad El-Nawawi, seorang kyai besar di Jawa Barat atau lebih tepatnya pemilik El-Nawawi Boarding School. Konflik pun dimulai ketika Arga, sang pemuda tampan dengan sikap cuek, urakan dan bengal yang melekat pada dirinya bertemu dengan Nessa, putri dari sang Kyai, yang terkenal perfeksionis, namun memiliki sisi cengeng dan saleha. Konflik nencapai klimaks ketika keduanya dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Bagaimana kehidupan mereka pasca menikah? Akankah sikap Arga yang terkenal memiliki perangai buruk akan berubah karena melihat kelembutan dan kesalehan Nessa. ****** [Before Married] "Pa, Arga masih muda, masa disuruh nikah sih!" -Arga- "Nikah? Nessa mau Pa! Nessa mau kayak Mama sama Papa, supaya bisa bantuin ngurus pesantren ini." -Nessa- ***** [After Married] "Hei, ini tempat tidur gue juga kali, kok lo ngusir-ngusir gue sih." "Nggak! Kamar ini cuma untuk Nessa. Kamu tidur di ruang tamu aja!"

Abi sayang ghea, abi juga sayang vanya. Walaupun sayang abi pada vanya hanya sebatas teman, terkadang ghea sering merasa tidak berarti karna perlakuan abi yang selalu mengutamakan vanya. Ingin tau rasanya jadi perempuan yang pacarnya lebih mementingkan kebahagiaan perempuan lain? °°° Warning! Cerita ini banyak mengandung bawang + mengundang emosi 😸 [MINI SERIES ABIGHEA TAYANG 17 SEPTEMBER DI APLIKASI GENFLIX] [Sudah diterbitkan] [Part masih lengkap] a teenfiction by Karina_aolia

LENGKAP! Follow akun ini sebelum baca🐧 Warning! Peringatan! Cerita ini bisa membuat kalian mengumpat, menangis, dan tertawa (jika satu SELERA)🍭 "Barr, aku juga nggak tahu kenapa Raden nyium aku." "Shit! Diem, Bego!" "Maaf." "Tahu nggak, kenapa gue nerima lo jadi pacar gue? Padahal lo yang nembak gue duluan di UKS dengan nggak punya malunya." "...." "Lo itu menyedihkan, Killa. Sangat menyedihkan. Gue selama ini cuma.... kasihan sama elo." "Barra, dada aku sakit." "See? Lo minta dikasihani lagi?" "Maaf." "Dan lo selalu mengatakan maaf biar lo semakin dikasihani." "Barra, kamu beneran mau aku pergi?" "Lo masih mau di sini? Nggak tahu diri banget. Habis ciuman sama suami orang, masih mau sama gue. Karena cuma gue yang bisa ngasih lo segalanya. Gue jijik sama elo." "Makasih, ya, udah mau jadi pacar Killa. Udah mau bahagiain Killa. Hehehe. Kita akhirnya pisah." "Gue nggak mau lihat lo lagi." "Hehehe." "...." "Barrabas Mahesa, makasih udah pernah jadi yang terbaik buat Killa." I loved, and I loved and I lost you. I loved, and I loved and I lost you. I loved, and I loved and I lost you. Titik tertinggi mencintai adalah tahu diri untuk menerima sebuah kehilangan. "Barra, kenapa cara kamu mencintai aku kayak gini?" • Demi kenyamanan Anda saat membaca, disarankan memfollow akun penulis terlebih dahulu. • Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dalam cerita ini tanpa izin tertulis dari penulis. Semua yang ada dalam cerita ini murni hasil pikir penulis, maaf jika ada kesamaan nama, tempat, karakter, dan sebangsa itu. Selamat membaca!

Happily every after. Satu kalimat yang tak pernah lagi Juna yakini kebenarannya semenjak kebakaran merenggut wajah tampannya, sekaligus perempuan yang ia percaya sebagai cinta sejatinya. Namun, semua itu terkikis sewaktu ia bertemu Ayu, perempuan cantik yang membuatnya kembali ingin percaya tentang dongeng si Cantik dan si Buruk Rupa. Sayangnya, fakta memaksanya untuk tetap membuka mata. Hidup Juna bukanlah sebuah dongeng. Sehingga, pertanyaan yang terngiang bukan lagi kesiapan untuk ia jatuh cinta kembali. Namun, siapkah ia untuk patah hati, lagi? Copyright © 2019 Romance The WWG Cover by @KedelaiMalika