three years ago, a drunk and broken-hearted Choi Minki called Kim Jonghyun accidentally. the first time was accident, the second time was choice. a month ago, Kim Jonghyun died. and Minki was once again left alone to cry. [sequel to yeoboseyo, can be read as a stand-alone. might contain spoiler]

Saat kakak lelakinya Choi Minki dinyatakan bunuh diri dengan menggantung dirinya sendiri, Choi Hansol bertekad bahwa dia akan membuktikan bahwa hal tersebut tidak mungkin. Hansol yakin, seyakin-yakinnya, bahwa kakaknya tersebut telah dibunuh. Tugasnya hanyalah meyakinkan para polisi itu untuk percaya padanya.

Siapa sih yang tak senang bermain petak umpet? Bahkan anak kecil pun senang memainkannya. Benar-benar asyik, kan, kau hanya harus berhitung sampai seratus. Kemudian mencari teman-temanmu. Sungguh mengasyikkan, dan benar-benar aman. Atau benarkah itu? Yah, mari bermain. [Sembilan bocah, datang bersama Tidak waspada, Tidak sadar diintai bahaya. Sebuah ledakan membunuh satu. Satu membunuh dirinya. Dan satu dibiarkan tergantung. Ayo kita bermain.]

Before the chemotherapies and needles, there were toy trucks and sandcastles. Before Jaehwan and Jonghyun, there were Hwannie and Hyunnie. Before the looming threats of death and the uncertainty of the future, there was once two boys who were excited for the future. [prequel to yeoboseyo; a short scrapbook about jonghyun and jaehwan made by their mom, Kim Dasom.] [can be read as a stand alone]