Rank : #3--pecundang 18/3 Ada yang pernah ngerasain jadi anak baru di sekolah? Diperhatikan dari ujung rambut sampe ujung kaki sama para kakak kelas atau adek kelas? Risi dan grogi pasti, ya? Begitu kira-kira yang dirasakan sama Naima. Gadis bernama lengkap Naima Chantika Rani ini, tiba-tiba menjadi buah bibir di lingkungan SMA Bhakti, terutama di kalangan siswa kelas 11. Betapa tidak, parasnya yang cantik, senyumnya yang manis dengan sedikit lesung pipi di bagian kiri, dan rambut panjangnya yang selalu di cepol kayak buntut kuda--yang menurut kepercayaan orang-orang bisa menambah nilai lebih di mata para pria yang menatapnya. Namun, cerita ini bukan tentangnya. Ini cerita tentang cowok humoris, pemalu dan terkadang mendadak kaku banget kayak triplek kuproy lagi nyender--Albi. Cowok blasteran Jakarta-Bandung ini adalah jenis cowok yang biasa aja, gak tinggi, juga gak ganteng-ganteng amat. Akan tetapi, menjadi ketua ekskul mading menjadikan namanya cukup dikenal di kalangan sekolah. Ada satu misi dalam hidupnya yang tak boleh terlewat, yaitu menjadi penulis terkenal. Namun, semenjak kehadiran Naima pagi itu, misinya kini bertambah satu, yaitu mendapatkan hati seorang primadona sekolah itu. Butuh banyak usaha dan keberanian ekstra yang harus dilakukan. Albi yang seumur hidupnya belum pernah pacaran, tentu membuatnya merasa kesulitan untuk mewujudkan misi ke-2 nya itu. Bagaimana kisah petualanganya? Baca sampe kelar.

Rank : #4 -- Pandemi 05/4 #4 -- Pandemi 28/5 Di sebuah dimensi tanpa ruang, Abi dan Ara bentemu. Tanpa rencana, tanpa reka. Pada titik yang tidak terduga, keduanya menemukan satu rasa. Merajut benang halusnya, memilinnya perlahan, membentuknya menjadi suatu ikatan. Namun, mereka tidak mampu menyelesaikannya karena terhalang kendala: jarak. Lalu, jarak hadir dengan wajah berbeda. Dengan kemampuannya, dia mengubah dimensi kusut yang menyungkup Abi dan Ara, mengurainya agar simpul-simpulnya terbuka. Seperti terhipnotis, mereka beralih drastis. Keduanya melihat segalanya taktis, sadar bahwa kerak-kerak masalah lama-kelamaan akan terkikis. Oleh karena jarak, Abi dan Ara melangitkan bait-bait cinta pada Yang Kuasa. Melabuhkan semua asa dan sangka, berharap momen untuk bersua. Jarak akhirnya tampil sebagai perekat bagi yang dekat, pemikat bagi yang kuat, dan penyekat bagi yang nekat. Abi dan Ara bersuka cita karena jarak menyatukan mereka dengan cara yang hebat. Tertanda, Ara

Sepenggal moment kehidupan yang tersirat lewat bait-bait kata. Berharap kalian dapat merasakannya walau hanya sekedar kata-kata.