Ketika aku menulis kisah ini, aku sedang duduk menikmati senja yang terbit-tenggelam bersama ingatan tentang seseorang. Tentang dia yang dulu pernah ada. Dia yang punya seribu cara untuk membuatku bahagia. Dia yang mengganggu hari liburku hanya untuk mengatakan bahwa rindu tidak mengenal hari Minggu. Apa kabar kamu? Di kota barumu, apakah kau juga rindu? Anneth Delliecia

Kepindahan ketiga adik kembarnya di Indonesia padahal sebelum ini ikut Mama-Papa di Ausie membuat dunia Rizky atau dipanggil kak Iky menjadi kacau berantakan. Tiga anak cewek remaja dengan sifat berbeda-beda. Adik pertamanya, Anneth si pendiam, irit bicara, dan anti sosial. Kedua ada Joa si tomboy yang selalu menjadi biang rusuh. Dan terakhir ada Charisa si manja, cengeng, dan tukang adu. Nasib Iky bukan hanya ribet saat harus mengurusi ketiganya di rumah tetapi juga harus mengurusi kisah cinta ketiga adiknya.

(Cerita ini hanyalah fiksi semata yang terinspirasi dari beberapa kisah nyata. Tokoh-tokoh didalamnya memakai nama-nama finalis IIJ 2018, tidak ada unsur pencemaran nama baik dan sebagainya) Ada satu yang mereka lewatkan ketika pergi ke Villa Regenboog hari itu. Mempersiapkan diri untuk tidak terjebak dalam perasaan. Setiap hujan, akan selalu ada luka yang timbul. Dan semuanya tidak tahu siapa yang paling banyak tersakiti. Dan, apa yang paling menyakitkan dalam persahabatan? Kehilangan diri sendiri, kehilangan cinta, atau kehilangan kebersamaan? "Lalu ketika akhirnya kita semua memiliki luka, apakah bijak membiarkan masing-masing mengobatinya sendiri-sendiri?" Persahabatan Deven, Anneth, Charisa, Raisya, Gogo, Friden, Joa, dan Nashwa yang terjalin selama 10 tahun akhirnya menemukan puncak. Puncak yang entah akan mereka kenang saat turun atau tidak.