[WON INDONESIAN FANFICTION AWARDS 2017: BEST CRIME & MYSTERY ONESHOT] Umurku 11 tahun dan aku seorang pelaku kejahatan seksual. (oneshot, AkaKuro]

[WON INDONESIAN FANFICTION AWARDS 2017: BEST MATURE ONESHOT] Tak ada pesan moral, cerita tentang jati diriku hanya sebatas penipuan. [AkaKuroMomo, oneshot]

[COMPLETE] Rivaere Fiction School life , Yaoi , Brother Complex , Comfort , Fluffy And NO ANGST !! tenang Aja Ga ada yang Mati kok Ngehehehe T+ berubah tergantung Mood -.- . . . . Eren sang Remaja nakal yang baru berusia 17 tahun kini sedang dalam masa pemberontak . membuat kedua orang tuannya kerepotan dengan tingkahnya . suatu hari kedua orang tuannya membawa seorang remaja lainnya ke dalam rumah tersebut . dan yang membuat Eren terkejut adalah " Eren dia akan jadi kakakmu mulai sekarang . baik-baiklah dengannya " Eren merasa ada yang berbeda dari sosok kaka barunya tersebut . tingkah dan kelakuannya seolah di pantau dan diatur olehnya entah mengapa eren pun tak tahu di tambah lagi . remaja baru tersebut yang selalu memasang wajah datar selalu membullynya di rumah tanpa diketahui Carla dan grisha . Anehnya kedua orang tua eren seolah setuju saja dengan segala perbuatan lelaki tersebut padanya tingkah laku lelaki itu menyeramkan . ia sangat senang membuat Eren menderita , ia akan senang melihat Eren menangis karena perbuatannya , ia senang menggoda Eren hingga membuat Eren ingin menangis berteriak karena malu . dia yang paling dan sangat menyebalkan . namun... ada hal yang Tidak Eren ketahui sama sekali tentangnya .. bagaimana latar belakangnya terdahulu ? apa alasannya selalu mengikuti eren kemanapun Eren pergi bahkan rela dirinya terguyur hujan hanya untuk menunggu Eren ? alasan mengapa Remaja itu diadopsi keluarganya ? hingga perlahan Eren merasa nyaman dan tidak ingin jauh darinya . namun hal trsebut tidak akan terjadi karena remaja tersebut sudah lebih dulu meninggalkannya ....

Logika seorang psikopat dengan manusia normal sangatlah berbeda. Ini adalah beberapa kisah dari mereka.

Aku iblis yang mengabulkan keinginan orang-orang yang serakah, melihat mereka senang dan mati secara mengenaskan. Itu hidupku, dan mereka akan membayar waktuku dengan kehidupan mereka sendiri. Aku bosan dengan rutinitas itu, sampai seorang anak lelaki memanggilku dengan wajah polosnya. Aku beri dia tiga keinginan, yang ia pakai untuk sesuatu yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Dia tidak memintaku untuk menyembuhkan penyakit yang bisa kusembuhkan hanya dengan kedipan mata, dia tidak meminta kekayaan atau kasih sayang dari semua orang. Dia hanya ingin, mati tanpa membawa penyesalan.