Harusnya Serafine tidak membaca tarot sejak awal, meski itu hobinya. Dan tak menarik perhatian iblis berambut merah tua dan mata hitam tanpa kehidupan bernama Lucien. Ia tidak seharusnya terjerat dalam permainan pria itu-dalam belitan kekuasaan, kekerasan, dan godaan yang membakar di bawah kulitnya. Dari awal, Lucien bukanlah seseorang yang bisa didekati. Semua orang tahu itu. Mereka yang cukup bodoh untuk menantangnya hanya akan berakhir dengan tubuh remuk dan hati yang hancur. Namun, Serafine tak punya pilihan. Mungkin sejak awal, Lucien memang mengincarnya. Memerangkapnya perlahan, menekannya tanpa belas kasihan, dan menjadikannya miliknya dengan cara yang paling kejam-dengan cengkeraman yang terlalu erat, dengan jemari yang menelusuri kulitnya seolah ia adalah sesuatu yang bisa diklaim. Serafine bisa berteriak, bisa menangis, bisa membenci-tapi tak ada satu pun yang bisa membebaskannya. Karena Lucien tidak hanya menginginkannya. Ia ingin meremukkannya. Membentuknya sesuai kehendaknya. Hingga tak ada lagi celah bagi Serafine untuk melarikan diri. Hingga setiap nafasnya hanya untuk pria itu. Karena Lucien tidak pernah melepaskan sesuatu yang telah menjadi miliknya. Terutama sesuatu yang terasa begitu manis untuk disiksa. ___________________________________ - Loose spin off His Mask Update di 100 vote

[Fanfiction AU of COBYB] Ibarat masuk isekai ala-ala series anime yang sering ia tonton. Cleaire Cornelian tercengang sendiri ketika ia memasuki dunia baru 'Cry Or Better Yet Beg' sebuah novel dark romance yang ia tahu sedikit spoilernya karena seliweran di reels IGnya. Meskipun mengetahui sedikit spoiler dari alur cerita, dia tidak pernah membayangkan bahwa perjalanan di dalam novel akan membawanya pada kejutan yang begitu besar. Matthias Von Heardhard, yang disebut-sebut sebagai mahakarya Arvis. Seharusnya terobsesi pada Layla Llywellyn, gadis dari anak tukang kebun di kediamannya. Namun, keberadaan Cleaire dalam dunia novel tersebut mengubah segalanya. Matthias malah tergila-gila pada Cleaire, menyebabkan alur cerita berubah arah secara drastis. Pria yang seharusnya mencekik kebebasan Layla, kini merencanakan segala cara untuk memperoleh Cleaire sepenuhnya. Obsesi gelapnya memuncak kala wanita pujaannya melakukan segala cara untuk bisa lepas dari cengkramannya. "She was not his, but in this world nothing ever escaped his grip." TW! AU/OOC/Alittlesmut/OOP/etc. *** Cry, or better Yet, beg | Web novel and Manhwa by © solche & VAN JI 2024© sherclare

Awalnya, Hanara hanya merasa empati pada sosok lelaki yang sering di kucilkan di sekolah. Zalion adalah sosok lelaki paling diam, tak banyak tingkah dan bicara. lelaki itu terlalu mengasingkan diri dari keramaian sehingga benar-benar membuat orang enggan untuk mendekat. Hanara pikir, tidak masalah jika ia sedikit menolong. ia merasa perlu membuat lelaki itu membuka matanya agar bisa melihat luasnya dunia dan keluar dari ruangan gelap yang membatasi dirinya. tapi, Hanara tidak menyangka, jika tindakan yang ia lakukan akan membalikan keadaan. ia yang berniat membawa lelaki itu keluar dari kegelapan, justru terseret masuk pada ruang gelap tersebut! lelaki itu.... menjadi terobsesi padanya.

Karang Teguh, sekolah baru Kiara Thariska menjadi awal pertemuannya dengan Haru Kisaragi. Sang penulis besar berdarah Jepang murni-yang buku best sellernya sampai diterbitkan di luar negri. Terlalu banyak hal yang Kia kagumi dari Haru, pria itu seolah tak memiliki celah. Wajah tampannya yang khas, kehebatannya dalam dunia literasi, senyum ramahnya serta reputasi lelaki itu yang tak pernah tercemar, barang sekalipun. Tapi, semakin lama mereka dekat, ia dapat melihat arti dari binar mata Haru yang selalu berganti, genggamannya yang terkadang berubah menjadi cengkraman, dan tindak tanduk mencurigakannya. Semuanya semakin menjadi jelas saat pesta topeng dilaksanakan. Disaat topeng laki laki itu, benar benar menampakkan jelas wajah aslinya. 1🏅mukadua 2🏅memiliki 3🏅crazy 3🏅obsessed 5🏅teenfic 6🏅memiliki 8🏅crazy

= C O M P L E T E = Takdir tidak akan salah. Jika sudah di tetapkan maka akan sulit di rubah. Bram tertarik dengan satu wanita yg berhasil memaku pandangan nya di sebuah cafe. Sayang saat itu sang wanita sudah memiliki kekasih. Pertemuan yg tidak di harapkan kembali terjadi dan membuat Bram berusaha memutar otak. Ia berjanji, jika ia bertemu Laura untuk ketiga kalinya maka ia tidak akan melepaskan wanita itu. Dan benar saja.. di pertemuan ketiga, Bram menyimpan Laura untuk dirinya sendiri. Tidak akan mau berbagi pada siapapun. Ditambah Malam panas yg mereka lalui bersama. Semua itu semakin membuat Bram menggila. Start -> 27 Juli 2020 End -> 28 September 2020 ======================= 1# - Kidnapped (160820) 1# - obsession (210920)

Coba sekarang bayangkan. Kamu hidup sebagai cewek yang biasa aja. Tugasmu sangat simpel, yaitu menarasikan opera sabun yang terjadi di kantin SMA Tribuwana. Dibintangi oleh Nirisha Moora dan Bhadra Parasara. Lalu, tiba-tiba, enggak ada petir menyambar ataupun tornado menerjang, Bhadra Parasara jadi terobsesi dengan kamu! Sering dekat-dekat, sering sentuh-sentuh fisik. Apa tidak terkaget-kaget? Mari kita telisik, kenapa kiranya Bhadra Parasara berkelakuan seperti itu?

"kau siapa?" "Aku suamimu" Mata Mia berkaca-kaca, dia menjauh ketika lelaki yang mengaku suaminya itu hendak meraihnya "tidak. Kau bukan suamiku.." "Aku suamimu. Aku suamimu..." Dia terus merapal kata-kata itu. Berusaha menyakinkan Mia kalau dia benar-benar suaminya. Mia semakin histeris "tidak! Kau bukan suamiku, brengsek. Dimana suamiku?! Kumohon katakan, Apa kau yang membunuhnya?!" "Aku mencintaimu.." balasnya tanpa mau menjawab pertanyaan Mia END Peringkat 🥇🏅 #1 - amnesia 06042021

Aku tertarik dengan gadis itu. Malaikat ku. Pertemuan pertama kami di pinggir jembatan, malah membuatku semakin terobsesi. Aku ingin pertemuan selanjutnya di kemudian hari. Mungkin keadaan tidak memihak ku, tapi aku tidak perduli dengan hambatan. Melihat gadisku dari jauh saja sudah cukup membuat andrenalin ku terpacu, antara ingin membawa nya secara paksa atau dengan suka rela. Mungkin, sedikit manipulasi tidak masalah "I will give you heaven, Reina."