Kumpulan sholawat syubbanul muslimin💞

Berawal dari masalalu yang kelam berubah menjadi wanita sholeha:))

Pertemuannya dengan Irsyad dan Azmi membuat Azzahra jatuh cinta.Ia memutuskan untuk memilih Azmi,tetapi disisi lain ada Aliyah yang menghalangi hubungan mereka. Entah karena hal apa, Azmi pacaran dengan Aliyah, aku pun mulai melupakan Azmi, dan pacaran dengan Irsyad. Dia selalu ada disaat senang dan sedih. Tetapi semua itu telah berakhir, ketika kebahagiaan direnggut menjadi kesedihan karena Irsyad telah tiada, hubungan kami yang baru 1 Minggu itu berakhir. Apa yang akan dilakukan Azzahra selanjutnya? Apakah ia bisa melupakan Irsyad? Dan apakah Azzahra bisa bersama dengan Azmi? Cerita ini bukan diangkat dari kisah nyata, Tetapi diangkat dari IMAJINASI. Selamat membaca,semoga bermanfaat dan suka. Jangan lupa vote dan comment,, Terima kasih.

"Saya mohon jangan sia-sia kan air mata kamu." "Kalo gitu gue juga mohon jangan sia sia in cinta kakak dengan ngasih cinta itu ke gue!" . "Sampai kapan kamu akan seperti ini? Pasti suamimu akan marah!" "Bahkan aku seperti ini karna amarahnya bukan?" . . "Kehangatanmu adalah dambaku sedari dulu, terlebih kurasakan sebuah kasih sayang, cinta, juga rindu yang tersirat. Bila itu hanya rasaku yang terlalu beranggap maka biarkanlah hatiku bersombong tuk dapat kehangatan itu lagi." -Muhammad Ulul Azmi -

'Pernahkah kau rindu terhadap orang yang belum pernah kau temui? Rasanya seperti apa? dan.. jatuh cinta? bagaimana bila kau jatuh cinta kepada 'dia' yang jangankan tahu, kenal pun tidak denganmu? Rasanya seperti apa? Apakah.. seperti aku?' - Alsava Calya 'Jatuh hati kepadanya? Ah entahlah.. yang aku tahu, kini hanya 'dia' yang namanya selalu lekat dalam setiap rangkaian do'a ku' - Azmi Askandar

Apa yang kalian fikirkan pertama kali saat mendengar nama Fatimah? Gadis alim? berkerudung? pintar agama? Huft... itulah yang selalu orang pikirkan saat berkenalan denganku, tapi percayalah aku tak sesempurna itu. Aku hanya gadis SMA biasa yang juga suka bersenang-senang, tapi orang tuaku berpikir lain. Mereka ingin aku hidup sebagai gadis alim seperti dengan namaku. Saat itulah aku merasa dibuang di sebuah pondok pesantren di pelosok Jawa Timur, terkekang dalam aturan kolot yang membuatku frustasi. Tapi semua berubah saat hatiku mulai terpaut pada seorang Azmi Iskandar, pria alim itu menorehkan desir menyenangkan dalam hatiku. Aku mengaguminya dalam diam, hanya mampu mengungkapkan segala isi hatiku melalui surat untuknya.