"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung itu tersenyum seperlunya, menunduk malu, gestur tubuhnya terlihat menawan seperti angsa. "Bukan, Mas. Saya manusia." Reyfan tak menyangka akan jatuh cinta pada seorang bidadari dunia, wanita salehah, putri seorang Kiai ahli Tasawuf.

"bak telur tahu merah separu kurangi kurangi lagi." Dengan ramahnya dia melayani santri putri yang hendak mengambil jatah makan paginya. senyum indah yg tersungging dibibirnya, dan tatapan yang menyenankan hati dari mata beloknya, bulu mata yang cukup melentik, hidung yang mancung dan alis yang tebal membuat wajahnya menjadi sangat anggun. "pakek menu gak dek?." "nggk bak." "lima ribu ambil krupuk satu." "iya mbak makasih." "iya sama-sama." Setelah antrian para santri putri mulai sepi tiba-tiba ada suara yg tak asing lagi ditelinga najwa parasnya tidak secantik najwa, tetapi lina manis dan memiliki lesung pipi dikanan dan dikiri, dia sekelas dengan najwa yakni XII IPA1 dimadrasah aliyah.